Find Us On Social Media :

Pernikahannya Hampir Karam, yang Dilakukan Laki-laki Ini untuk Menyelamatkannya Benar-benar Luar Biasa

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 23 Maret 2018 | 17:15 WIB

Untuk menutupi biaya kapal, serta akomodasi, pemeliharaan, persediaan, ditanggung semua oleh ARC.

“Banyak orang bilang, Anda harus bekerja dulu untuk dapat mewujudkan mimpi itu,”tulis Caspar dalam buku itu.

“Kami membuat keputusan untuk mewujudkan mimpi kami terlebih dahulu dan kemudian mengumpulkan pundi-pundi.”

Saat itu, punya bisnis konsultasi, sementara Nichola adalah seorang pengacara yang bekerja paruh waktu.

Perahu layar yang mereka inginkan seharga antara 500 ribu dolar AS-750 ribu dolar AS.

Setelah mendapatkan bekal kesehatan dan keselamatan dari kolega-kolega terdekatnya, Caspar dan keluarga membeli Aretha, sebuah perahu layar 53 kaki.

Pada Agustus 2014, perjalanan dimulai, bersama koper dan mobil yang baru saja dijual.

Jiangkrik, akhirnya ini terjadi juga,” ujar Caspar pada diri sendiri.

Selama dua tahun berikutnya, keluarga Craven berlayar tanpa henti ke seluruh dunia, menjelajahi pulau-pulau di Pasifik Selatan dan mengunjungi Australia, Afrika Selatan, dan Brasil.

(Baca juga: Bukan Lewat Perahu, Para Imigran Ilegal Ini Diselundupkan dengan Masuk ke Dalam Truk Pengaduk Semen)

Anak-anak belajar dengan cara homeschooling, juga belajar menjadi bagian dari kru kapal.

Columbus menemukan hasrat dalam memancing dan mendirikan sebuah toko kecil. Bulebell tumbuh rasa tanggung jawabnya dan suka menemani ayahnya cangkruk melihat malam.

Bagi Caspar yang adalah pelaut yang sudah berpengalaman—sebelum perjalanan ini ia tempuh—pengalaman yang ia hadapi kali ini benar-benar nyata.

Nichola menderita mabuk laut. Ia juga harus menghadapi saat-saat menakutkan seperti ketika Bluebell yang berjuang melawan Demam Berdarah, atau ketika kapal mogok di tengah Pasifik, yang jauhnya 500 mil dari daratan.

Setelah pelayaran tersebut, Craven bilang bahwa anak-anaknya—yang sekarang sudah sekolah di London—menjadi sosok yang lebih penasaran, percaya diri, dan lebih dekat dengan orangtua mereka.

“Ini mungkin hal yang paling aku banggakan,” tambahnya mengenai pengalaman berpetualang itu.

“Dengan melakukan itu, kami benar-benar mengubah hubungan kami. Berlayar ke seluruh dunia telah menyelamatkan pernikahanku.”

(Baca juga: Sejarah Kelam Pulau Poveglia yang Misterius: Dari Tempat Pengasingan hingga Kehancuran Rumah Sakit Jiwa!)