Find Us On Social Media :

Hanya Bermodal Sangkur, Pasukan Kostrad Sanggup Bikin Helipad Demi Selamatkan Para Sandera di Belantara Irian Jaya

By Ade Sulaeman, Rabu, 21 Maret 2018 | 16:00 WIB

Intisari-Online.com - Dalam upaya melaksanakan operasi pembebasan sandera Tim Ekspedisi Lorentz 95 di Irian Jaya (Papua) yang disandera oleh kelompok GPK-OPM, tim pasukan Kostrad akhirnya berhasil menemukan posisi para sandera.

Setelah sembilan sandera berhasil diselamatkan oleh Yonif Linud 330/Kostrad, semua pasukan kemudian mengambil posisi siap tempur.

Sementara itu dua jenasah sandera yang gugur, masih berada di lereng bukit, tergeletak di tempat.

Saat itu tiba-tiba kabut turun sangat tebal. Tim Pendawa I lalu melepaskan tembakan gencar untuk mengusir GPK-OPM disusul operasi untuk mengambil kedua jenasah.

(Baca juga: Bakar Daun Salam Dalam Ruangan, 10 Menit Kemudian Anda Merasakan Sensasi yang Berbeda)

Tapi dengan segala pertimbangan, Tim Pendawa I memutuskan evakuasi terhadap dua sandera yang tewas dilaksanakan keesokan harinya.

Untuk para sandera yang sudah diselamatkan kemudian dirawat di bivak Basis Operasi Depan (BOD) yang berlokasi di pinggir sungai.

Kondisi para sandera umumnya kedinginan, kelelahan, dan luka. Tim Pendawa I kemudian memberikan pakaian ganti kepada sandera dengan seragam lapangan yang mereka bawa.

Sore itu berita penyelamatan sandera segera disampaikan ke komando atas.

Tim dari Kopassus datang merapat. Tanggal 16 pagi pukul 08.00 dua sandera tewas segera dievakuasi ke BOD.

Tim Pendawa I kemudian mendapat perintah untuk membuat lokasi pendaratan helikopter (helipad) di tempat datar, berjarak sekitar 700 meter dari BOD.

Tim berupaya keras membuat helipad dengan peralatan yang ada, meskipun hanya menggunakan sangkur sekalipun.

Helipad akhirnya berhasil dibuat dalam waktu yang cukup cepat. Pukul 11.00 WIT semua sandera akhirnya berhasil dibawa ke Timika menggunakan helikopter.

Setelah semua beres, Tim Pendawa I masih bertahan tiga hari di BOD.

Setelah itu mereka diterbangkan ke Kenyam. Selanjutnya, atas perintah dari komando atas, mereka lebih sering mengenakan pakaian sipil untuk menghindari “perburuan” dari para wartawan.

Para wartawan memang berusaha keras memburu para tim penyelamat, tapi Tim Pendawa I tak bertutur sedikit pun, dan mereka tetap tidak dikenali.

Tim kemudian beristirahat di Timika untuk selanjutnya beberapa hari kemudian “secara senyap” dibawa ke Jakarta.

(Baca juga: Kesal Di-bully Mempunyai Wajah Seperti Penyihir, Wanita Ini Putuskan Operasi dan Begini Hasilnya)