Find Us On Social Media :

Jenglot, Semakin ‘Amburadul’ Semakin Mahal Harganya, Hingga Ratusan Juta Rupiah

By Ade Sulaeman, Rabu, 21 Maret 2018 | 13:30 WIB

Menurut cerita rakyat di sana, jenglot berasal berasal dari sosok orang sakti mandraguna yang telah meninggal dunia.

(Baca juga: (Foto) Usai Menyantap Induknya, Singa Ini Lakukan Hal Tak Terduga pada Seekor Bayi Kera)

Karena pengaruh ilmu kesaktian yang dinamai Betara Karang, jasad orang sakti itu tidak akan rusak dimakan bakteri pengurai bangkai.

Jasad itu hanya menyusut seiring waktu. Semakin kecil jasadnya, jenglot diyakini makin sakti dan otomatis makin tinggi pula harga jualnya.  Jenglot seperti itu diyakini bisa membuat pemiliknya cepat kaya.

Di Kota Udang itu daya tarik jenglot sampai melampaui daya tarik pemilihan kepala daerah.

Sedemikian hebohnya urusan jenglot, seorang warga pernah melakukan penipuan dengan membuat jenglot palsu dari adonan tepung roti yang dibentuk menyerupai jenglot, lengkap dengan rambut dan taring menyeringai serta mata yang bisa mengeluarkan sinar merah.

Tujuannya bukan untuk dijual, tapi untuk menarik pengunjung. Setiap pengunjung diharuskan membayar tiket masuk seharga beberapa ribu rupiah.

Mereka ditipu oleh promosi gencar yang dilakukan oleh “iven ogenaiser” bahwa jenglot yang satu ini matanya bisa mengeluarkan sinar.

Kehebohan ini sampai mengundang polisi untuk turun tangan memeriksa. Setelah jenglot itu diperiksa, ternyata yang dikatakan sebagai mata jenglot itu hanya sepasang lampu LED berkelir merah. Alamak!

Cerita tentang tuyul juga tak berbeda jauh. Makhluk berwujud anak kecil berperawakan mini berkepala plontos ini banyak dipelihara orang juga demi kekayaan.

Agar bisa menjalankan tugasnya mengumpulkan uang secara supranatural, tuyul butuh makan atau bahasa sononya disebut sesajen.