Pantas TNI AL Sampai Sebut Ini Sebagai Cara China Menangi Pertempuran di Laut China Selatan, Kekuatannya Sungguh Sulit Ditandingi Negara-negara Asia Tenggara

Ade S

Penulis

Di pulau-pulau buatan ini, China membangun kekuatan militernya yang bisa dengan mudah menaklukan negara-negara lain di Laut China Selatan.

Intisari-Online.com -Baru-baru ini, Panglima Komando Armada I TNI AL Laksamana Muda Muhammad Ali menyebut bahwa China sudah sangat siap untuk memenangi pertempuran di Laut China Selatan.

Mereka dengan cepat membangun pulau-pulau buatan di sekitar Laut China Selatan, yang salah satunya berdekatan dengan perairan Natuna.

"Mereka bangun (pulau buatan) itu hanya dua-tiga tahun. Gerak cepat," ujar Ali dalam diskusi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2020) seperti dilansirkompas.com.

Padahal, menurut Ali, China membangunnya di atas karang seluas 3000 meter.

Baca Juga: Bisa Dicontek Indonesia untuk Kasus di Natuna, Inilah Meriam Raksasa Militer Taiwan untuk Menghantam Kapal Perang China Karena Pernah Ganggu Kedaulatannya

Tentu saja jika 'hanya' sekadar pulau buatan, China tidak akan sebegitu bertajinya di Laut China Selatan.

Hal paling mengerikan ada di atas pulau-pulau di kepulauan Spartly tersebut, yaitu berupa tiga pangkalan militer.

Kita akan semakin merasa bergidik jika melihat senjata-senjata hingga apa saja yang ada di pangkalan militer tersebut.

Simak uraiannya berikut ini.

Baca Juga: Sempat Mundur dan Terus Dipantau Menggunakan 4 Jet Tempur, Kapal China Masih Mondar-Mandir di Laut Natuna, Jepang Sampai Lakukan Ini untuk Indonesia: 'Jepang Akan Membantu'

Pada Maret 2017, lembaga kajian pakar (think tank) Amerika Serikat menyebutkan bahwa otoritas China sudah menempatkan pesawat tempur berikut peluncur rudalnya di pangkalan militer yang dibangunnya.

Pangkalan-pangkalan itu sendiri terdiri dari angkatan laut, udara, radar, dan fasilitas pertahanan rudal.

“Beijing sekarang dapat menggeser aset-aset militernya, termasuk pesawat tempur, dan peluncur-peluncur dual bergerak, ke Kepulauan Spratly kapan saja,” kata Asia Martitim Transparency Initiative (AMTI), bagian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington DC, AS, seperti dilansirkompas.com.

AMTI sendiri pernah merilis citra satelit dari pulau karang Subi, Mischief, dan Fiery Cross, di mana ketiganya terlihat sudah memiliki landasan sebagai simbol adanya pangkalan udara.

“China memiliki tiga pangkalan udara di Spratly dan lainnya di Pulau Woody dan Kepulauan Paracel, yang akan memungkinkan pesawat tempur militer China beroperasi ke hampir seluruh Laut China Selatan,” kata AMTI. “Hal serupa juga berlaku pada jangkauan radar China.”

Tak hanya itu, AMTI juga menyebutkan bahwaChina telah memasang rudal HQ-9, sebuah rudal permukaan-ke-udara pada salah satu pulau dan rudal anti-kapal laut.

Selain itu, China juga juga telah dibangun hanggar untuk 72 pesawat tempur dan beberapa peluncur bom yang lebih besar.

Direktur AMTI, Greg Poling, mengatakan gambar menunjukkan antena radar baru di Fiery Cross dan Subi.

Baca Juga: Makin Bandel, Kapal China Menerobos Masuk Wilayah Natuna, Ini Dia Kapal-Kapal yang Mengusirnya Tanpa Gentar

Total 7 pangkalan militer

Denganpangkalan militer tersebut saja sudah membuat seluruh kawasan Laut China Selatan seolah sudah berada dalam kekuasaan China.

Namun, meski demikian, China ada kenyataannya dianggap masih belum merasa benar-benar kuat secara militer.

Hal ini setidaknya jika merujuk pada pernyataan Komando Pasifik AS, Admiral Harry Harris pada Februari 2018.

Saat itu, Harris menyebut bahwa China ingin menegaskan kedaulatande factomereka di wilayah Laut China Selatan.

"Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan membangun basis militer di daratan buatan," kata Komandan Komando Pasifik AS, Admiral Harry Harris dalam sidang kongres.

Bukan hanya tiga yang sudah berdiri, mereka juga diperkirakan akan menambahnya hingga mencapai tujuh pangkalan militer.

Dilansir dari SCMP, Harris mengatakan kepada Komite Dinas Angkatan Bersenjata, fasilitas baru yang bakal dibangun China akan dilengkapi gudang pesawat, fasilitas barak, sistem radar dan persenjataan, serta landasan sepanjang tiga kilometer.

Baca Juga: Hubungan Semakin Memanas, Indonesia Diminta Tak Negosiasi dengan China soal Natuna, Ini 4 Alasannya

"China menggunakan kekuatan militer dan ekonominya untuk mengikis tatanan internasional yang bebas dan terbuka," kata Harris.

Lalu, bagaimana dengan China sendiri menanggapi keberadaan pangkalan-pangkalan militer mereka?

Dengan tegas China justru menyangkal jika mereka disebut sedang melakukan militerisasi di Laut China Selatan, wilayah perairan yang diduga memiliki cadangan minyak dan gas yang sangat besar.

Baca Juga: Sengketa Natuna Kian Memanas, Kapal Coast Guard China bisa Langsung Remuk Jika TNI Tega Luncurkan Senjata Paling Maut Ini

Artikel Terkait