Find Us On Social Media :

Inilah Kisah Tragis Al Sudani, Mata-mata Irak di Tubuh ISIS yang Gagalkan 30 Bom Mobil dan 18 Bom Bunuh Diri

By Tatik Ariyani, Sabtu, 11 Januari 2020 | 15:53 WIB

Munther al-Sudani, memamerkan tato yang memperlihatkan wajah saudaranya Kapten Hirath al-Sudani mata-mata Irak yang menyusup ke tubuh ISIS

Sang saudara Manaf, yang merupakan anggota tim pengejar, menggunakan isyarat tangan untuk mengarahkan Al Sudani ke lokasi pertemuan. Di tempat itu, delapan agen Falcons menjinakkan bom. Mereka mencabut detonator elektronik, 26 kantong C4, amonium nitrat, dan bola-bola gotri yang diletakkan di sasis serta panel-panel pintu kendaraan itu.

Beberapa menit kemudian, Al Sudani kembali ke jalanan menuju pasar dan memarkir mobil itu di lokasi yang sudah ditentukan.

Beberapa saat sebelum pergantian tahun, sejumlah media berbahasa Arab mengutip pejabat keamanan Irak yang menyebut sebuah truk meledak di luar bioskop Al Bayda, Baghdad di Al Jdeidah tanpa menjatuhkan korban. Kali ini, misi Al Sudani sukses.

Namun, tanpa disadari Al Sudani, ISIS telah memasang dua alat penyadap di truk itu. Sehingga mereka bisa mendengarkan pembicaraan Al Sudani dan Falcons. "Dia merasa diawasi. Kami tidak menyadari itu," kata Jenderal Sa'ad Al Falih, atasan langsung Al Sudani.

MISI TERAKHIR 

Pada awal Januari 2017, ISIS kembali memerintahkan Al Sudani melakukan sebuah misi yang akan menjadi misi terakhirnya. Dia dikirim ke sebuah lokasi baru, sebuah pertanian di luar kota Tarmiyah.

Lokasi itu amat terpencil dan tak memiliki rute melarikan diri yang mudah. Pada 17 Januari pagi, Al Sudani memasuki pertanian itu. Dan senja hari, barulah Falcons memberitahu Jenderal Falih bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi terhadap Al Sudani.

armiyah saat itu masih dikuasai ISIS sehingga butuh waktu tiga hari pasukan Irak menyusun rencana dan melakukan operasi penyelamatan. Pasukan gabungan angkatan darat dan polisi dikerahkan menyerbu pertanian itu.

Dalam baku tembak satu personel pasukan Irak tewas. Saat bangunan itu dikuasai, mereka tak menemukan tanda-tanda keberadaan Al Sudani. Dan, selama enam bulan selanjutnya Falcons terus mencari Al Sudani.

Setelah menemukan alat penyadap di truk yang dibawa Al Sudani, para informan menyebut ISIS telah membawa Al Sudani ke Qaim. Kota itu masih berada di bawah kekuasaan ISIS dan di luar jangkauan pasukan pemerintah Irak.

Pada Agustus 2017, ISIS merilis video yang memperlihatkan mereka mengeksekusi sejumlah tahanan. Falcons yakin Al Sudani ada di antara mereka. "Saya tak perlu melihat wajahnya untuk mengenali saudara saya," ujar Munaf.

Meski akhirnya tewas, Al Sudani menjadi agen mata-mata yang ternama di Irak. Komando pasukan gabungan kemudian menerbitkan pernyataan tentang pengorbanan dan keberanian Kapten Al Sudani.

Namun, karena jenazah Al Sudani tak pernah ditemukan, keluarga sang kapten belum menerima sertifikat kematian.Padahal sertifikat itu penting untuk mendapatkan tunjangan bagi keluarga aparat keamanan yang gugur dalam melaksanakan tugas.

"Saya masih memiliki luka di hati. Dia hidup dan mati untuk negara. Negara ini harus mengenangnya seperti cara saya mengenangnya," kata Abid Al Sudani, ayah sang mata-mata. (Ervan Hardoko)

Baca Juga: Wanita Ini Miliki 4 Ginjal dan Semuanya Berfungsi dengan Baik, Mengapa Ada Orang yang Miliki Lebih dari 2 Ginjal?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Kapten Hirath Al Sudani, Mata-mata Irak di Dalam Organisasi ISIS".