Penulis
Intisari-Online.com – Aktivitas Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, meningkat.
"Tingkat aktivitas Gunung Karangetang level III (siaga)," ujar Fredianto Anthon Richard Korompis, Petugas Pos Pengamatan Gunungapi Karangetang dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (15/12/2019) dilansir dari kompas.com.
Selain itu, berdasarkan pantauan dari Pos Pengamatan Gunung api Karangetang, sinar api tampak di atas puncak kawah setinggi 25 meter.
Guguran lava dari puncak kawah utama mengarah ke Sungai Nanitu, Sense dan Pangi.
"Jarak luncuran mencapai 1.000 sampai 1.500 meter. Aktivitas itu terjadi pada Sabtu (14/12/2019) pukul 18.00-24.00 Wita,"katanya.
Karena kejadian ini, warga, pengunjung serta wisatawan diimbau tidak mendekati Gunung Karangetang.
Mereka juga diminta tidak melakukan pendakian dan beraktivitas di zona perkiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari kawah utama.
Selain itu, warga diminta menjauhi area perluasan sektoral dari dua kawah ke arah barat laut utara sejauh 4 kilometer, dan dari kawah utama sejauh 3 kilometer ke barat.
Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai berhulu dari Puncak Gunung Karangetang diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan.
Ketika sebuah gunung berapi mengeluarkan lava, kita semua diminta menjauhi area gunung berapi.
Alasannya? Tentu demi keamanan kita bersama.
Tapi pernahkah terpikir dibenak Anda terkait, apa yang terjadi jika manusia terkena lava gunung api?
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,8 Guncang Kabupaten Kepulauan Talaud: Ini Alasan Mengapa Indonesia Rawan Gempa
Nah, pertanyaan ini pernah dijawab seorang traveller.
Pada Mei 2018 silam, traveller bernama Alex Rivest asal Amerika Serikat, bepergian ke Gunung Kilauea yang ada di Hawaii Volcanoes National Park, Big Island.
Perlu diketahui, Gunung Kilauea merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di Hawaii.
Tak heran, di sekitar gunung ini terdapat sungai lava yang berwarna merah.
Nah, karena penasaran tentang ‘apa yang akan terjadi jika kita meletakan kaki di atas lava gunung berapi?’, dia pun mencobanya.
Dalam video yang berdurasi 10 detik yang dia unggah di akun YouTubenya dengan judul ”What you can learn from a quick step on lava”, hasilnya sudah jelas.
Ketika Alex meletakan kaki di atas lava, terlihat percikan api. Alex pun langsung mengangkat kakinya dan berteriak.
Usut punya usut, suhu lava tersebut kisaran panasnya adalah 700 sampai 1.200 derajat Celcius.
Pasca melakukan aksi gilanya, Alex pun memperingatkan, untuk tidak sekali-kali melakukan apa yang baru saja dicobanya.
Pesan Alex bukan tanpa alasan. Sebab, lava gunung berapi bisa melukai hingga membunuh kita.
Contoh kisah yang dialami pria ini.
Dilansir dari BBC, pria ini mengalami luka serius pada kakinya akibat percikan lavamendarat di atas kakinya.
"Percikan lava mengenai tulang kering dan menghancurkan kakinya," kata seorang juru bicara wali kota setempat seperti dikutip dariBBC pada Minggu (20/5/2018).
"Percikan lava itu jika ditimbang seberatkulkas," imbuh jubir tersebut.
Diketahui, magma dan lava adalah batuan cair. Hanya saja sifatnya tidak sama seperti cairan-cairan lainnya.
Magma dan lava lebih padat, bisa sampai 3 kali lebih padat dari air dan tubuh manusia.
Karena adanya perbedaan kepadatan ini, ketika tubuh kita tersentuh atau jatuh ke dalam cairan tersebut, maka sudah jelas kita akan menjadi batuan panas yang mengapung.
Selain itu, magma dan lava juga dapat menenggelamkan kita. Tapi bukan hanya lebih kental daripada air, tapi panas dari cairan ini dapat merusak tubuh kita.
Sebab suhu panasnya sangat mengerikan. Kita bisa terbakar sampai tewas.
Memang berapa sih suhu magma dan lava?
Ingat yah, diperkirakan suhu magma dan lava bisa mencapai 1.200 sampai 2.200 derajat Celcius, tergantung dari jenisnya.
Terkadang kita memang bisa menemukan lava yang dingin di permukaan. Tapi prosesnya cukup lama untuk membuat lava menjadi dingin.
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Kawah Gunung Karangetang Terus Keluarkan Lava, Warga Diimbau Tak Mendekat")