Advertorial
Intisari-Online.com – Seorang ibu hamil bernama Karolina Karo (37) terpaksa melahirkan di pondok karena melintasi jalan rusak di Flores, NTT.
Hal ini terjadi pada Kamis (12/12/2019) seperti dilansir dari kompas.com pada Minggu (15/12/2019).
Karolina bersama sang suami berangkat menuju Puskesmas Kotabaru untuk melahirkan. Keduanya berangkat menggunakan kendaraan roda dua.
Jarak dari Desa Liselande ke ibu kota Kecamatan Kotabaru sekitar 17 kilometer. Kondisi jalan rusak parah. Lubang menganga di mana-mana.
Karolina dan suami melintasi jalan itu penuh hati-hati, apalagi memboncengkan Karolina yang mau melahirkan.
Mereka baru menempuh perjalanan sejauh 3 kilometer. Rasa sakit, tanda-tanda mau melahirkan sudah mulai terasa.
Rasa sakit pun tidak bisa tertahan lagi. Karolina pun meminta sang suami menghentikan motor. Karolina turun dari motor.
Sang suami dan seorang pemuda desa pun menggotong Karolina ke pondok yang berada di tepi jalan.
Beberapa saat kemudian, Karolina pun melahirkan seorang bayi perempuan.
Beruntungnya, proses melahirkan tersebut dibantu bidan sukarela bernama Agustina.
Sebab, ada bahayanya jika seorang ibu hamil melahirkan bayinya sendiri tanpa bantuan siapapun.
Dr Daghni Rajasingam, konsultan dokter kandungan diGuy's and St Thomas, mengatakan kepadatheguardian.compada 2013 lalu bahwa memang bisa saja seorang ibu melahirkan sendiri.
“Hanya saja, ini jarang terjadi,” jelas Dr Daghni.
Menurut Dr Daghni, biasanya seorang ibu melahirkan sendiri karena berada dalam kondisi terdesak.Misalnya berada di dalam rumah sendirian.
Tapi dia tidak menyarankan hal tersebut.
“Hal ini karena ada fakta bahwa setelah kehamilan adalah proses yang juga penting.”
“Sebab, selalu ada peluang kecil bahwa ada yang salah selama persalinan.”
Memang beberapa wanita, yang pernah melahirkan sebelumnya, mungkin tahu secara naluriah apa yang harus dilakukan.
Hanya saja ang lain tidak dan masalahnya mungkin adalah sesuatu yang mereka tidak bisa atasi, seperti perdarahan setelah bayi lahir.
“Selalu ada kemungkinan masalah yang tidak terduga dapat terjadi saat persalinan. Beberapa situasi darurat sulit diprediksi,” terang Dr Daghni.
Belum lagi ada masalah seperti bayi menjadi tertekan, jika bahu bayi macet, atau jika tali pusat membengkak.
Dalam situasi ini, calon ibu memerlukan ahli medis profesional yang tahu apa yang harus dilakukan dan dapat mengatur agar dia dipindahkan ke rumah sakit jika Anda melahirkan di rumah.
Lanjut Dr Daghni, memang banyak wanita hamil yang tertarik pada persalinan mungkin menemukan cara yang berbeda.
Dan menurutnya setiap calon ibu memiliki hak untuk menentukan pilihan mereka.
Tetapi, dalam prakteknya, rumah sakit adalah tempat yang sangat terikat aturan dan sering proses melahirkan tidak sepenuhnya direncanakan.
Sebab, seringkali keputusan harus diambil dengan cepat.
Namun yang pasti, alasan mengapa wanita hamil harus didampingi oleh seseorang yang profesional adalah agar dia melahirkan bayi dengan aman.
Selain itu, ada beberapa perlu diperhatikan soal melahirkan sendiri.
Pertama, wanita yang mampu melahirkan sendiri biasanya dikarenakan ukuran bayi tidak terlalu besar dan si ibu memiliki ukurang panggul yang lebar. Sehingga bayi lebih mudah keluar.
Kedua, umumnya kelahiran anak pertama sulit dilakukan sendiri. Karena ibu belum berpengalaman.
Tapi untuk kelahirkan kedua atau ketiga, biasanya lebih mudah karena ibu sudah berpengalaman.
Ketiga, wanita yang bisa saja melahirkan bayinya sendiri jika kondisinya normal. Tidak ada konplikasi baik untuk ibu dan bayi.
Lalu ibu juga tahu bagaimana cara memotong tali pusar yang benar dan tepat.
Sebab, pendarahan bisa terjadi setelah plasenta keluar.
Keempat dan terakhir, proses persalinan normal terkadang menyebabkan robekan pada mulut vagina.
Oleh karenanya, pasien butuh ahli medis untuk menjahitnya.
(Nansianus Taris)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Jalan Rusak, Ibu Hamil Digotong dan Melahirkan di Pondok Pinggir Jalan")