Kasus Mahasiswi Makassar yang Tewas di Tangan Kekasih: Mengapa Beberapa Orang Membunuh Orang yang Mereka Cintai? Ini Kata Psikolog

Mentari DP

Penulis

Asmaul Husna ditemukan tewas dalam keadaan telentang di kamar rumah kerabatnya. Diduga kekasih korban adalah pelaku pembunuhan.

Intisari-Online.com – Sebuah kasus pembunuhan kembali terjadi.

Kali ini menimpa seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar bernama Asmaul Husna (21).

Dilansir dari kompas.com, Asmaul Husna ditemukan tewas dalam keadaan telentang di kamar rumah kerabatnya di Kecamatan Manggala pada Sabtu (14/12/2019).

Usai penemuan jenazah, polisi menangkap RK, kekasih korban, yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,8 Guncang Kabupaten Kepulauan Talaud: Ini Alasan Mengapa Indonesia Rawan Gempa

Menurut Kanit Reskrim Polsek Manggala Iptu Syamsuddin seperti dilansir dari Tribun Timur, Asmaul Husna dibunuh kekasihnya menggunakan bantal dan pisau.

Hal itu disampaikan Kanit Reskrim Polsek Manggala Iptu Syamsuddin seperti dilansir dari Tribun Timur.

"Awalnya pelaku menutup wajah korban selama 15 menit," ungkapnya.

Namun, RK melihat Asmaul Husna masih bernafas. Ia pun mengambil pisau dari dapur untuk membunuh korban.

RK sendiri telah mengakui perbuatan kejinya dan sekarang menjalani pemeriksan di Polrestabes Makassar.

Ini bukan kali pertama seorang kekasih membunuh kekasihnya. Alasannya pun beragam. Ada yang cemburu. Ada juga karena hutang.

Contoh kasus pembunuhan dan mutilasi Vera Oktariayang diduga dilatarbelakangi masalah asmara. Di mana sang mantan pacar yang berinisial DP dinilai Posesifdan nekat.

Baca Juga: Kisah 1 Keluarga di Pedalaman Flores, Suami Tunanetra Ini Tetap Setia Rawat Istri dan Anak yang Derita Gangguan Jiwa

Ada juga kasus pembunuhan yang menimpa Laura (41) oleh kekasihnya sendiri, Stefanus (25).

Disebutkan korban dibakar di Pantai Karang Serang, Tangerang, Banten, dan tragisnya kejadian ini setelah pasangan ini melakukan foto prewedding.

Kanit Reskrim Polsek TamboraAKPSupriyatinmengatakan pasangan ini berencana melangsungkan pernikahan pada Agustus 2018 mendatang.

Mengapa beberapa orang membunuh orang yang mereka cintai?

Apakah mungkin membunuh karena cinta?

Dilansir dari psychologytoday.com pada Senin (16/12/2019), secara global, sekitar 40 persen dari semua korban pembunuhan perempuan (dan hanya 6 persen dari korban pembunuhan laki-laki) tewas di tangan mantan, kekasih, atau pasangan suami/istri mereka.

Meski dikenal sebagai yang paling aman, nyatanya rumah juga menjadi tempat yang berbahaya bagi wanita (dan juga bagi anak-anak).

Lalu hampir semua kasus pembunuhan yang dilakukan oleh pria terhadap pasangan wanita mereka terjadi setelah wanita mengakhiri hubungan atau mengumumkan niatnya untuk melakukan hal itu.

Sementara sebagian besar pembunuhan yang dilakukan oleh wanita terhadap pasangan pria mereka adalah reaksi terhadap kekerasan dalam rumah tangga yang sudah sangat parah.

Dalam buku yang berjudul “In the Name of Love: Romantic Ideology and Its Victims” ada beberapa penyebab beberapa orang membunuh orang yang mereka cintai.

Pertama, mereka melakukan pembunuhan itu karena cinta. Dan kedua, itu akibat terlalu banyak mencintai.

Penyebab lain adalah penolakan dan juga kekerasan.

Ada juga penyebab yang berdasarkan perwujudan dari kepribadian si pembunuh. Umumnya kecemburuan dan kemarahan seksual adalah dua emosi yang memicunya.

Penyebab terakhir yang disebutkan dalam buku adalah pelaku pernah mengalami kekerasan dan membuatnya kehilangan kendali diri.

Baca Juga: UN yang Dianggap Turunkan Kemampuan Siswa Akan Dihapus, Ternyata Dana Ratusan Miliarnya Akan Dialokasikan Untuk Ini

Hanya saja, pembunuhan seperti ini (membunuh orang yang dicintai) umumnya bukanlah akibat kekerasan yang tidak disengaja yang terjadi terlalu jauh.

Karena sebagian besar pembunuhan ini direncanakan dengan baik.

Ini adalah tindakan yang disengaja yang merupakan hasil dari kematangan emosional yang menciptakan kesiapan mental untuk melakukan pembunuhan.

Sebagai contoh, kecemburuan dan kemarahan berperan dalam berbagai faktor yang menghasilkan kesiapan (untuk membunuh).

Perlu Anda tahu, budaya tentang cinta di seluruh dunia berbeda-beda.

Memang ada banyak budaya yang menganggap cinta romantis sangat penting untuk pemenuhan pribadi dan kehidupan yang bahagia.

Namun, cinta romantis juga merupakan faktor utama dalam kesengsaraan orang, karena melibatkan banyak kekecewaan dan harapan yang tidak terpenuhi.

“Cinta mungkin "banyak hal indah”, tetapi cinta juga sangat menyakitkan, bisa berbahaya, dan bisa menuntun kita pada perbuatan bodoh,” ucap para psikolog.

Salah satu contoh cinta bisa berbahaya dan menuntun kita pada perbuatan bodoh adalah melakukan bunuh diri.

Sebagian besar alasannya karena cinta yang tak terbalas.

Atau yang lebih ekstrim menganggap bahwa hal ini merupakan perwujudan sempurna dari cinta sejati.

Faktanya, dari kasus cinta tak berbalas, pria melakukan bunuh diri tiga hingga empat kali lebih sering daripada wanita.

Lalu hanya pria yang membunuh pasangannya ketika putus atau berniat memutuskan hubungan mereka.

Dalam hal ini, perempuan lebih realistis. Mereka cenderung lebih menerima kenyataan bahwa cinta mungkin tidak bertahan selamanya.

Baca Juga: Kisah Ibu Hamil yang Melahirkan di Pondok Pinggir Jalan Karena Jalan Rusak: Bolehkan Seorang Ibu Hamil Melahirkan Bayinya Sendiri Tanpa Bantuan Siapapun?

Artikel Terkait