Find Us On Social Media :

Tak Seperti Ari Askhara, Sosok Mantan Dirut Garuda Ini Justru Pernah Selamatkan Garuda dari Kebangkrutan Hanya Bermodal Pernah Jadi Penumpang

By Afif Khoirul M, Kamis, 12 Desember 2019 | 13:00 WIB

Robby Djohan

Presiden Soeharto menugaskan Menteri BUMN pertama, Tanri Abeng, untuk menyelamatkan Garuda.

“Ini tentang Garuda yang akan dibangkrutkan oleh krediturnya. Tugas saudara menyelamatkan agar Garuda tidak di-grounded karena Garuda membawa bendera Republik,” kata Soeharto.

Soeharto menyerahkan map berisi berkas Garuda kepada Tanri Abeng.

Setelah mempelajari berkas itu, dia menyimpulkan bahwa tidak satu pun dari direksi Garuda saat itu yang tahu akar permasalahannya.

Maka seluruhnya harus diganti. Namun, Dirutnya mantan ajudan Soeharto.

Konon tidak ada yang bisa menggeser mantan ajudan yang ditugaskan Pak Harto di suatu tempat.

Ternyata, Soeharto menyetujui pergantian semua direksi Garuda.

“Mengapa hanya dirutnya? Ganti seluruh direksi, di situ sudah lama ada mafia,” kata Soeharto yang menyerahkan sepenuhnya perombakan direksi Garuda kepada Tanri Abeng.

Tunjuk Robby Djohan jadi Dirut Garuda

Dalam "No Regrets", Tanri Abeng menyebut tiga kriteria dalam memilih Dirut Garuda yang baru.

Baca Juga: Ini 10 Manfaat Buah Naga untuk Bayi yang Harus Diketahui Orangtua, Salah Satunya Kalsium yang Tinggi

Pertama, agar keuangannya tidak berdarah-darah lagi, maka dia harus tahu keuangan. Kalau bisa dia berasal dari perbankan. Orangnya harus kredibel agar dapat dipercaya kreditur.

Kedua, dia harus jujur agar dapat memberantas KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).

Ketiga, kepribadiannya harus kuat karena dia harus melakukan perubahan.

“Kriteria itu hanya ada di Robby Djohan,” kata Tanri Abeng yang telah mengenalnya selama 20 tahun.

“Robby ketika saya tawari posisi tersebut menyatakan bahwa dia tak butuh kerjaan karena dia sudah kaya dan ingin pensiun.”

Tanri Abeng membujuknya.

Robby bersedia dengan dua syarat,“Beri saya kewenangan mengambil orang-orang yang saya mau dan kasih waktu enam jam per hari.”

Tanri Abeng menyetujuinya dengan mengatakan, “Anda butuh enam, dua atau dua puluh jam sehari terserah asal pekerjaan selesai.”

Menurut Rhenald Kasali dalam "Change!" Robby sendiri mengakui tak tahu apa-apa tentang bisnis penerbangan.

Baca Juga: Kaleidoskop Intisari 2019: Mengenang Meninggalnya Ani Yudhoyono, Berikut Foto-foto Lawas Beliau Dari Masa ke Masa