Kaleidoskop Intisari 2019: Putra Sulung Menteri Susi Meninggal Mendadak Saat Tidur, Hati-hati Terhadap Bumbu Dapur yang Satu Ini!

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Jarang yang tahu kalau Menteri Susi harus melepas kepergian putra sulungnya menghadap sang pencipta pada 2016 silam.

Intisari-online.com - Belum lama dihebohkan berita penyelundupan Harley-Davidson dan sepeda Brompton lewat pesawat baru Garuda Indonesia.

Buntutnya Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara dipecat, oleh menteri BUMN Erick Tahir.

Mantan menteri di Kabinet Joko Widodo periode 2014-2019 disebut-sebut punya kans besar memimpin BUMN, salah satunya Susi Pudjiastuti, mantan menteri kelautan dan perikanan.

Selain itu, apa-apa saja yang bersangkutan dengan Susi Pudjiastuti selalu menarik perhatian banyak orang.

Baca Juga: Hanya Letakkan Bawang Merah di Telapak Kaki Sebelum Tidur, Anda akan Dapatkan 3 Manfaat Kesehatan Tak Terduga Ini

Jarang yang tahu kalau Menteri Susi harus melepas kepergian putra sulungnya menghadap sang pencipta pada 2016 silam.

Sang putra sulung, Panji Hilmansyah meninggal dunai secara mendadak.

Kepergian Panji Hilmansyah untuk selamanya membuat Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tersentak.

Pasalnya, Susi baru saja bertemu Hilman, panggilan kecil Panji, di Amerika Serikat pada awal Januari tahun itu.

Baca Juga: Kabar Soal Pramugari Diduga Selingkuhan Eks Dirut Garuda Viral: Dalam Menjalankan Tugas, Pilot dan Pramugari Memang Harus ‘Mesra’ Demi Hal Ini

Waku itu, kepada sejumlah tokoh yang datang mengucapkan belasungkawa di rumah dinasnya, Menteri Susi tak kuasa menahan air mata.

Berulang kali Susi mengutarakan kesedihannya. "Ini seperti tulang saya tercerabut," cerita Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengutip perkataan Susi.

Susi memang begitu terpukul.

Dia menyesal tak berada di samping anaknya ketika Panji mengembuskan napas terakhir.

Baca Juga: Beraktivitas Fisik Secara Teratur, Salah Satunya untuk Mengontrol BB

Panji Meninggal Secara Mendadak

Panji diketahui meninggal dunia di rumahnya di Naples, Florida, Amerika Serikat, pada Senin (18/1/2016).

Pria berusia 31 tahun itu meninggal dunia saat tertidur.

Pihak keluarga menduga bahwa Panji mengalami gagal jantung.

Baca Juga: Bagi Anda yang Sering Ngiler Waktu Tidur, Jangan Terkejut Karena Ada Kabar Gembira Untuk Anda, Ternyata Kebiasaan Itu Menunjukkan Tanda Baik Ini!

Panji berada di AS untuk menempuh sekolah pilot.

Rencananya, dia akan segera mendapat sertifikat sebagai inspektur pilot.

Namun, takdir berkata lain.

Menurut para sahabatnya para alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor, Panji dikenal sebagai seorang pribadi yang menyenangkan.

Sikap Panji yang gemar menolong orang lain ini pula yang membuat mereka merasa kehilangan.

Panji termasuk santri angkatan pertama yang belajar di Gontor 2 pada tahun 1996.

Baca Juga: Berharta Rp286 Triliun dan Lebih Kaya dari Raja Arab, Ternyata Begini Cara Sultan Brunei Darussalam Membelanjakan Uangnya!

Makanan Penyebab Gagal Jantung

Berkaca dari penyebab meninggalnya putra Menteri Susi, kita sebaiknya paham apa itu gagal jantung dan penyebabnya.

Dikutip dari mayoclinic.com, gagal jantung adalah sebuah kondisi saat jantung tidak bisa lagi memompa darah ke seluruh tubuh.

Padahal, tubuh sangat bergantung pada kerja pompa jantung yang mengirimkan oksigen dan darah ke setiap sel dalam tubuh.

Nah, ketika sel mendapat oksigen dan darah yang cukup inilah, organ tubuh baru bisa berfungsi dengan baik.

Ketika gagal jantung terjadi, maka sel akan kekurangan darah dan oksigen yang dibutuhkannya.

Akibatnya bisa sesak napas, batuk, pingsan hingga kematian.

Gagal jantung sebenarnya bisa disebabkan karena banyak hal, tapi yang paling sering jadi penyebabnya adalah jantung koroner.

Baca Juga: Bisa Tumbuh Sepanjang 3 Meter, Harimau Ini dengan Brutal Terkam Wanita yang Membesarkannya dari Bayi hingga Masuk Rumah Sakit: Ini Bentuk Cinta

Jantung koroner adalah kondisi saat jatung terbungkus lemak karena pola hidup yang tidak sehat.

Karena itu, penyakit jantung koroner paling sering dialami oleh orang dengan obesitas.

Nah, untuk menghindari penyakit jantung koroner yang bisa berakibat pada gagal jantung, garam jadi salah satu makanan yang harus kita hindari.

Soalnya, penggunaan garam atau sodium juga bisa meningkatkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Jika sudah begitu, fungsi jantung akan terbebani.

Lambat laun jantung akan mengalami penurunan fungsi dan menyebabkan penyakit jantung.

Saat ini sudah banyak pilihan garam yang jauh lebih sehat yang bisa kita gunakan.

Pola makan tinggi garam diketahui akan meningkatkan risiko penyakit jantung hingga dua kali lipat.

Dikutip dari Kompas.com, pola makan tinggi garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung.

Untuk mengetahui bagaimana penderita diabetes mengetahui efek samping pola makan tinggi garam pada jantung, para peneliti menyurvei hampir 1.600 pasien diabetes berusia 40-70 tahun di seluruh Jepang.

Para responden ditanya tentang pola makannya, termasuk konsumsi garam, dan diikuti kesehatannya selama 8 tahun.

Baca Juga: Meski Pekerjaannya Tidak Jelas, Lansia Ini 10 Tahun Tinggal di Hotel Mewah Hingga Habiskan Rp12 Milliar, Polisi Bongkar Sumber Keuangannya

Partisipan yang pola makannya tinggi garam (sekitar 6.000 miligram perhari) beresiko dua kali lipat menderita penyakit jantung pada periode studi tersebut, dibandingkan dengan yang asupan garamnya rendah (sekitar 2.800 miligram perhari).

"Untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskulas, orang yang menderita diabetes tipe 2 harus mengontrol gula darahnya dan memperhatikan apa yang mereka makan," kata ketua studi Chika Horikawa dari Universitas Niigata.

Hasil penelitian juga menyimpulkan, membatasi asupan garam bisa mencegah komplikasi berbahaya dari penyakit diabetes.

Efek negatif garam terhadap kesehatan sudah sejak lama diketahui. Untuk orang yang sehat, asupan garam disarankan kurang dari 2.300 mg perhari.

Sementara itu untuk mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung (diabetes, hipertensi, punya penyakit ginjal atau berusia di atas 51 tahun), disarankan untuk membatasi garam hanya 1.500 mg.

Selain garam yang ditambahkan dalam masakan, makanan yang secara alami mengandung garam antara lain daging, sayur, dan susu.

Sementara itu produk yang tinggi garam adalah daging yang diproses seperti sosis, bacon, atau makanan dalam kaleng.

Sebagian artikel ini pernah tayang di Sajiansedap.grid.id dengan judul asli "Tak Ada Sakit, Putra Sulung Menteri Susi Meninggal Mendadak Saat Tidur! Garam Dapur jadi Penyebabnya"

Artikel Terkait