Intisari-Online.com - Susi Pudjiastuti resmi mengakhiri pengabdiannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Posisinya dalam Kabinet Indonesia Maju digantikan oleh Edhy Prabowo yang berasal dari Partai Gerindra.
Banyak masyarakat yang merasa kecewa ketika mengetahui Susi tak mendapat tempat dalam kabinet Presiden Joko Widodo periode 2019-2024.
Apalagi, selama ini Susi dikenal sebagai menteri favorit masyarakat.
Dirinya kini digantikan oleh Edhy Prabowo.
Sedangkan Luhut Binsar Pandjaitan tetap dipertahankan sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Sudah menjadi rahasia umum, saat Susi Pudjiastuti menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, kerap berbeda pendapat dengan kabinet di pemerintahan Presiden RI Joko Widodo, termasuk dengan " atasan langsung"-nya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Mungkin pula akibat kegarangan itulah, Presiden Jokowi tidak mempertahankan Susi meski berprestasi dan dikagumi banyak pihak.
Di akhir masa tugasnya Susi juga buka-bukaan kenapa berani melawan atasannya Menko Luhut.
Sebelum kita membongkar alasan susi tersebut, mari kita mengingat kembali momen-momen Susi dan Luhut saling bertentangan.
1. Cantrang
Susi dikenal sangat tegas perihal penggunaan cantrang oleh para nelayan.
Melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pelarangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Trawl dan Seine Nets, Susi melarang penggunaan segala jenis cantrang.
Nah, kebijiakan ini dikritik oleh Luhut yang menganggap Susi hanya memberi larangan tanpa memberi solusi.
"Kita jangan hanya larang, larang, larang tapi tak ada solusi."
"Solusinya apa?" kata Luhut pada peluncuran Program 1 Juta Nelayan Berdaulat di Telkom Hub, Jakarta, Senin (8/4/2019), seperti dikutip INTISARI dari kompas.com.
Menanggapi kritikan tersebut, Susi menjawab, "Basi, saya tidak perlu komentar karena pembaca sudah cukup bahkan sangat mewakili KKP."
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR