Penulis
Intisari-Online.com - Pisang karya seni Andy Warhol nampaknya telah membuat kita terpeleset jungkir balik.
Baru-baru ini sebuah pisang yang ditempelkan ke dinding dengan lakban telah mencuri perhatian.
Dilansir dari New York Post, pisang yang mirip dengan seni pop 1967 Warhol yang ikonik ini dijual pada Rabu (4/12/2019), dengan harga luar biasa.
Tak tanggung-tanggung, pisang yang dilakban ini dipamerkan di Art Basel Miami dan dijual seharga Rp 1,7 miliar.
Karya itu sendiri berjudul Komedian.
Ini adalah buah pikiran seniman iseng Italia, Maurizio Cattelan, 59.
Dia menggunakan pisang yang dibeli dari supermarket di Miami.
Versi pertama "Komedian" dijual kepada seorang wanita Prancis untuk harga yang disebutkan di atas.
Cattelan kemudian menyelesaikan hattrick dunia seni dengan menjual dua edisi lagi.
Satu kepada seorang pria Prancis untuk jumlah yang tidak diungkapkan, dan yang lain dijual ke museum seharga Rp 2,1 miliar.
Tak hanya itu, tetapi karya magnum opusnya juga telah menarik kerumunan orang setiap hari.
Pemilik galeri Emmanuel Perrotin menyebut fenomena itu sebagai "keajaiban."
Dia juga juga berkomentar, "saya tidak tau bagaimana ini terjadi!"
Kreasi Dada-esque Cattelan mendapat lebih banyak reaksi beragam di media sosial.
Kritikus seni berkomentar di Instagram, "karya yang paling tidak masuk akal."
"Orang bepergian ratusan atau ribuan mil hanya untuk melihat karya seni yang dapat direplikasi dari dapur Anda sendiri."
Rupanya, "Komedian" dapat dilihat sebagai komentar pada pasar seni yang berubah-ubah.
Perrotin mengatakan kepada CNN bahwa pisang adalah "tujuan ganda, serta perangkat klasik untuk humor."
Ia merupakan perpanjangan tangan dari kritik dan kesenangan.
Cattelan belum memberikan instruksi untuk apa yang harus dilakukan ketika pisang yang super mahal itu mulai membusuk.
Tetapi dia tetap menyimpan cadangan ekstra di gerai Art Basel jika terjadi pencurian.
Apa yang tampak seperti lelucon sebenarnya telah dirancang selama setahun.
Sang seniman meramu beberapa rancangan kasar - termasuk pisang yang dilemparkan ke dalam resin dan perunggu - sebelum mengambil buah yang bonafide.
Namun, Perrotin mengklaim bahwa tanpa cap artis, itu hanya pisang: "jika Anda tidak menjual karya, itu bukan karya seni."