Find Us On Social Media :

Vaginismus, Kondisi Saat Wanita Kesakitan Saat Berhubungan Badan: Begini Cara Menanganinya Menurut Dokter

By Mentari DP, Kamis, 28 November 2019 | 10:45 WIB

Ilustrasi vaginismus.

Intisari-Online.com – Masalah seksualitas sering dianggap tabu.

Oleh karenanya jarang sekali orang membicarakan masalah seksualitas secara lantang. Terutama bagi wanita.

Padahal masalah seksualitas bisa menurunkan kualitas hidup seseorang wanita lho.

Pada tahun 2018 silam, Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Jakarta, mengadakan sebuah penelitian terkait disfungsi seksual wanita.

Baca Juga: Nyawa Penduduk Korut Terancam Karena Kim Jong Un Disebut Sedang Sembunyikan 'Kiamat' dari Dunia, Apa Itu?

Hasilnya, ditemukan 90% dari 300 wanita yang disurvei pernah mengalami disfungsi seksual.

Namun hanya 6% dari mereka yang berani mengaku dirinya merasa terganggu akibat seksual.

Salah satu masalah disfungsi seksual wanita yang sering terjadi adalah vaginismus.

Tahukah Anda apa itu vaginismus?

“Vaginismus dikategorikan sebagai kontraksi otot yang tidak disadari dan tidak dapat dikendalikan,” ucap dr. Ni Komang Yeni, dokter spesialis obgin di Bamed Women’s Clinic dalam sebuah pertemuan pada Rabu (27/11/2019) di Jakarta Pusat.

Baca Juga: Miliki Anak dari Hasil ‘Cinta Satu Malam’ dan Kini Putrinya Ingin Tahu Siapa Ayah Kandungnya, Wanita Ini pun Berusaha Mencarinya

dr. Yeni menjelaskan bahwa organ intim wanita akan terasa sakit atau menolak saat dimasuki organ intim pria atau benda asing lainnya.

Alhasil, organ intim wanita menjadi nyeri dan tidak dapat melakukan penetrasi saat melakukan hubungan seksual.

Penyebabnya ada beragam.

Tapi ada dua menurut  dr. Grace Valentine, SpOG, dokter spesialis obgin di Bamed Women’s Clinic masih dalam pertemuan yang sama.

Yang pertama adalah penyebab fisik.

“Bisa karena adanya infeksi atau trauma pada saat melahirkan,” ucap dr. Grace kepada Intisari Online.

Yang kedua adalah penyebab psikologis.

Umumnya, penyeba psikologis dikarenakan pernah mengalami kekerasan seksual atau merasa kurang percaya diri.

Kondisi vaginismus ini bisa dialami oleh setiap wanita. Berapapun usianya. Termasuk mereka yang sudah memasuki tahap menopause.

Baca Juga: Hiii…. Pulang dari Bulan Madu, Pengantin Baru Ini Temukan Belatung ‘Ngumpet’ di Paha Dalamnya

Lalu apa harus dilakukan?

Baik dr. Yeni dan dr. Grace menjelaskan bahwa wanita perlu terbuka terkait soal ini.

Jika malu untuk membicarakannya dengan suami atau orang terdekat, datang saja ke dokter. Jika pun salah dokter, dokter sebelumnya akan membantu menemukan dokter yang tepat.

Setelahnya, dokter akan melakukan pemeriksaan sambil bekerja sama dengan bagian psikologis dan pasangan si wanita sendiri.

Lalu akan dilakukan ginekologi (pemeriksaan di daerah panggul), LAB, hingga tes pasmir.

Ketika sudah mendapatkan hasil, dokter akan melihat apakah ini harus diterapi atau harus bertemu psikater.

Namun Anda tidak perlu takut, sebab tidak semua kondisi vaginismus harus menjalani terapi.

“Terkadang ada yang cuman curhat kepada kami lalu bisa sembuh 100%,” jelas dr. Yeni.

Terakhir, dr. Yeni dan dr. Grace mengingatkan pada kita untuk selalu aware dengan kondisi seksual kita.

Jangan takut berpikir bahwa itu hal memalukan dan tidak akan sembuh. Sebab, kondisi vaginismus bisa disembuhkan.

Baca Juga: Jadi Guru Honorer Selama 15 Tahun dan Tak Mungkin Jadi PNS, Ariyanto Dapat Hadiah dari Motor