Penulis
Intisari-online.com -Peringatan dini tsunami di Jailolo, Maluku Utara telah dicabut sehubungan terjadinya gempa dengan magnitudo 7,1 pada Kamis (14/11/2019) pukul 23.17 WIB.
Pencabutan tersebut terjadi pukul 01.45 WIB melalui laman resmi BMKG.
Perlu diketahui, tsunami memang hampir mirip dengan gempa bumi, tetapi banyak perbedaan mulai dari cara mengatasi pasca-bencana sampai antisipasi.
Dilansir dari berbagai sumber, inilah yang dapat kita ketahui mengenai cara berlindung dan antisipasi yang tepat untuk keduanya.
Belajar dari Chile dan Jepang, dapat kita pelajari bahwa ada beberapa cara yang dapatditiru seperti:
1. Latihan evakuasi bagi semua orang
Di Chile, setiap tahun dijalankan minimal enam hingga tujuh evakuasi di semua wilayah.
Latihan evakuasi dilakukan selama berjam-jam dan diikuti oleh sekitar satu juga orang untuk mempersiapkan jika terjadi bencana besar.
2. Peringatan dini untuk semua penduduk
Sistem peringatan dengan sirene beberapa menit setelah gempa dapat mempercepat upaya evakuasi.
3. Adanya kode etik bangunan
Di Chile aturan pemerintah menyatakan jika setiap bangunan harus dapat bertahan hingga magnitudo 9.
Sementara itu di Jepang pemerintah menyatakan bangunan harus mudah bongkar pasang agar tidak menimbulkan cedera berlebih saat gempa.
4. Kepatuhan aturan oleh semua pihak
Jika semua pihak mematuhi aturan bersama maka tidak akan ada kerugian berlebih akibat kedua bencana alam tersebut.
Masyarakat Jepang juga dipersiapkan untuk tanggap terhadap bencana alam yang terus mengintai mereka, dimulai sejak taman kanak-kanak.
Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan unsur-unsur pengetahuan dalam menghadapi bencana ke dalam sistem pendidikan.