Belum sempat dipoles dengan baik karena kurang dana, rumah berdinding bata, berkamar tiga dan satu ruang tamu itu ditempati Ida, Djunedi dan ketiga anaknya.
Karcis
Berkumpul di rumah sendiri ternyata tidak membuat keluarga ini rukun. Kabarnya, Djunedi semakin sering main pukul. Sasaran bukan lagi hanya Ida, tapi juga anak-anaknya.
Makin senng pula ia main perempuan, hal yang selama ini menimbulkan kecurigaan Ida.
Desas-desus suaminya punya pacar baru sering didengar, namun Ida selalu bersabar dan menepiskan kabar itu.
Sampai suatu pagi ia menemukan dua lembar potongan karcis bioskop di saku baju Djunedi ketika hendak mencuci pakaiannya. Sewaktu dipertanyakan, Djunedi marah dan menjawab berbelit-belit.
Walaupun sering kecurigaanriya diperkuat bukti-bukti, Ida tetap mencoba bersabar. Katanya, kasihan anak-anak jika orangtua bertengkar terus-menerus.
Pacar
Kesabaran memang ada batasnya. Kesabaran Ida selama ini lenyap seketika, begitu ia tahu Djunedi menjahn hubungan dengan wanita lain.