Find Us On Social Media :

Disebut Ramen Terenak, Begini Sejarah Indomie, Omzet Penjualan Hampir Rp1 Triliun pada Tahun 1990

By Mentari DP, Senin, 11 November 2019 | 21:00 WIB

Indomie jadi ramen instan terenak.

Intisari-Online.com – Apakah Anda menyukai indomie?

Makanan instan yang satu ini memang popular. Tak hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia.

Terbukti indomie memenangi peringkat ramen instan terbaik versi harian asal Amerika Serikat, LA Times.

"Menempatkan Indomie sebagai juara sebenarnya curang, karena Indomie lebih tepat disebut sebagai mi instan daripada ramen," tulis food columnist Lucas Kwan Peterson di LA Times.

Baca Juga: Robert Norris, Bintang Iklan Pertama Marlboro yang Tidak Pernah Merokok Itu Meninggal Dunia di Usia 90 Tahun

Namun, ia tak peduli. Sebab, menurut Peterson, Indomie sangat enak.

Peterson menyebutkan, ketika Indomie ayam panggang beserta bumbu-bumbunya bersatu, mereka memberikan sensasi rasa surgawi.

Lantas bagaimana sejarah mi dengan slogan “Indomie seleraku” ini?

Mi instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia tahun 1969.

Awalnya keberadaan mi instan sempat diragukan.

Akan tetapi, harganya yang terjangkau, mudah disajikan, serta cenderung awet membuat Indomie yang pertama kali meluncur tahun 1972 berkembang pesat seiring diterimanya mi instan di Indonesia.

Baca Juga: Bukti Selalu Ada Hikmah di Balik Musibah, Warga yang Terkena Banjir Ini Tiba-tiba Mendadak Kaya

Melansir dari situs web resmi Indomie, produk pertama yang diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam.

Kemudian, pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan setelah diluncurkannya Indomie Kuah Rasa Kari Ayam.

Varian baru

Indomie makin digemari, ketika tahun 1983 muncul varian rasa Indomie Mi Goreng.

Indomie pertama kali dibuat oleh PT Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd.

Namun, kemudian tahun 1984 perusahaan ini dibeli oleh PT Sarimi Asli Jaya yang memproduksi Sarimi.

Selanjutnya tahun 1990, PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sebelumnya bernama PT Panganjaya Intikusuma mengakuisisi perusahaan tersebut sehingga Sarimi dan Indomie berada di bawah satu perusahaan.

Keberadaan PT Indofood tidak bisa terlepas dari sosok Sudono Salim atau Liem Sioe Liong.

Melansir dari harian Kompas pada Minggu (20/12/1992), Salim dengan Salim Groupnya menerapkan strategi bisnis yang terintegrasi.

Baca Juga: Pria Ini ‘Dihabisi’ oleh Ayah dan Dua Adik Tirinya, Perilakunya Semasa Hidup Bikin Geleng-geleng, Sampai Hakim Bilang Ini Kasus Langka

Sedikitnya 90 persen pasar domestik mi instan saat itu dikuasai Salim Grup melalui produk Supermi, Sarimi, Super Cup, dan sebagainya.

Bahkan omzet penjualan hampir Rp1 triliun pada tahun 1990.

Populer hingga ke mancanegara

Seiring berjalannya waktu, Indomie kian populer bahkan hingga ke mancanegara.

Seperti Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan, bahkan telah menjangkau negara kawasan Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika.

Kepopuleran Indomie merambah hingga ke luar negeri tak lepas dari usaha PT Indofood Sukses Makmur sejak pertama kali memasarkannya ke negara lain tahun 1992.

"Kalau bicara populer, Indomie itu sejak tahun 1992, jadi sudah mengakar, dan original yang pertama," ujar Direktur PT Indofood Sukses Makmur Franciscus Welirang, melansir pemberitaan Kompas.com pada tahun 2017 kemarin.

Kini Indomie memiliki sejumlah pabrik di berbagai negara, seperti Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, Suriah, hingga Mesir.

Bahkan, pada tahun 2016 Indomie pernah masuk jajaran 10 merek paling banyak dibeli di seluruh dunia berdasarkan riset perusahaan Kantar Worldpanel bertajuk Brand Footprint. (Nur Rohmi Aida)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dinobatkan Jadi Ramen Terenak Versi "LA Times", Ini Sejarah Indomie")

Baca Juga: BERITA POPULER: Kisah Pria yang Nikahi Mantan Guru SMA-nya Hingga Wajah Wanita Ini Bengkak 3 Bulan Setelah Jalani Oplas