Tak Sengaja Suntikkan Modifikasi Virus yang Telah Membunuh 300 Juta Orang pada Abad 20, Perubahan Mengerikan Terjadi Pada Pekerja Ini

Ade S

Penulis

Pekerja ini dibawa ke gawat darurat dengan demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri, dan kondisi jarinya yang memburuk.

Intisari-Online.com - Pada September 2018, seorang pekerja laboratorium berusia 26 tahun ditawari pekerjaan baru.

Pekerjaan itu berkenaan dengan virus vaccinia (VACV) - virus kompleks terkait dengan cacar.

Dilansir dari IFLScience, Senin (28/10/2019), dia diberitahu tentang risiko yang akan terjadi jika dirinya terlibat dalam bekerja dengan VACV dan diberi pilihan untuk menerima vaksinasi.

Mulai bekerja dengan virus cacar pada Desember, dia kemudian secara tidak sengaja menyuntikkan VACV ke jarinya.

Baca Juga: 'Istri Saya adalah Guru Mata Pelajaran Fisika di Kelas (Saya),' Inilah Kisah Pria yang Nikahi Mantan Guru SMA-nya

Virus itu sendiri diketahui berpotensi dapat mengubah genetik.

Dia segera mencuci lukanya dan memberi tahu atasannya tentang insiden itu.

Atasannya pun kemudian merekomendasikanya untuk mengunjungi departemen darurat setempat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Baca Juga: Wajahnya Bikin Pangling, Warganet Duga Via Vallen Lakukan Operasi Plastik, Ini Ciri-ciri Orang yang Baru Lakukan Operasi Plastik

Setelah dievaluasi oleh dua dokter, dia tidak disarankan untuk mengamati tindakan pencegahan kontak untuk mencegah penularan virus ke orang lain.

Namun, dia dipantau selama beberapa minggu dan bulan mendatang, karena infeksi ternyata menjadi lebih buruk.

Sepuluh hari setelah suntikan itu, dokternya merujuknya ke CDC, yang merekomendasikan pemantauan infeksi lebih dekat.

Pada hari ke-12, dia dibawa ke gawat darurat dengan demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri, dan kondisi jarinya yang memburuk.

Baca Juga: Lina Mantan Istri Sule Dinikahi Selingkuhan dan Kini Tengah Hamil: Tak Selalu Buruk, Perselingkuhan Juga Punya Dampak Positif

Dia diberi antibodi vaccinia untuk membantu sistem kekebalan tubuhnya melawan virus, serta antibiotik untuk kemungkinan infeksi sekunder pada luka terbuka.

Demam dan rasa sakitnya turun selama 48 jam berikutnya, meskipun infeksinya tidak sembuh sampai hari 94.

Virus vaccinia adalah vaksin hidup yang digunakan untuk memberantas cacar, penyakit menular yang membunuh 300 juta orang di abad ke-20.

Baca Juga: Berawal dari Nomor Telepon pada Bon Belanja, 'Mahasiswa' Ini Pikat Janda yang Kemudian Dibunuhnya saat Mengaku Hamil, Profesi Aslinya Baru Terbongkar saat Polisi Membekuknya

Apa yang khususnya memprihatinkan dalam kasus ini adalah tidak jelas jenis virus apa yang terinfeksi oleh pekerja laboratorium ini.

"Baik pasien maupun dokter kesehatan kerja tidak dapat menentukan konsentrasi atau jenis persiapan VACV yang digunakan oleh pasien," tulis para penulis dalam laporan kasus.

Cedera akhirnya sembuh, meskipun dia dikeluarkan dari praktikum selama empat bulan karena nekrosis dan potensi risiko penularan VACV.

Untungnya, meskipun tidak diberitahu untuk mengikuti tindakan pencegahan selama 10 hari pertama infeksi, tidak ada orang lain yang terinfeksi.

Baca Juga: (Foto) Warganet Duga Via Vallen Lakukan Operasi Plastik, Padahal 'Oplas' Tak Seinstan yang Dibayangkan, Wajah Wanita Ini Bengkak 3 Bulan Setelah Jalani Operasi

Artikel Terkait