Find Us On Social Media :

Sangat Jarang Terjadi, Korsel Tolak Dua Pembelot Asal Korut Masuk ke Negaranya, Ternyata Tindakan Brutal Sebelum Mereka Membelot Ini Jadi Alasannya

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 8 November 2019 | 09:30 WIB

Kedua lelaki berusia 20-an itu diserahkan ke Utara di desa perbatasan Panmunjom di zona demiliterisasi.

Intisari-Online.com - Korea Utara telah dikenal di mata internasional sebagai negara tertutup dan misterius di bawah kepemimpinan pemimpinnya yang diktator.

Tak jarang, terdengar berita warga Korut yang memilih untuk membelot ke Korea Selatan.

Menurut data dari Seoul, pada 2017 sudah ada 1.127 pembelot dari Korut ke Korsel.

Korea Selatan biasanya memberikan suaka kepada para pembelot dari Korut ini.

Baca Juga: Aroma Busuk dari Rumah Kremasi Tercium dan Mengganggu Warga, Saat Diselidiki Terkuak Ada Fakta Mengerikan di Dalamnya

Para pembelot  kemudian akan diinterogasi oleh otoritas intelijen Korea Selatan.

Mereka juga akan menghabiskan waktu di fasilitas yang dikelola pemerintah untuk pendidikan ulang, sebelum dilepas ke masyarakat.

Beda dengan Korsel, China memperlakukan pembelot dari Korut dengan berbeda.

Ada juga warga Korut yang memilih membelot ke China dengan alasan memiliki perbatasan lebih panjang dengan Korea Utara.

Baca Juga: Mulai Eksperimen dengan Ilmu Gaib dari Buku Kuno, Pria Ini Ungkap Bahasa Malaikat, Bahasa Tertua di Dunia, Seperti Apa?

Selain itu, ke China juga lebih mudah untuk diseberangi daripada Zona Demiliterisasi (DMZ) yang dilindungi sangat ketat antara kedua Korea.

Namun China menganggap para pembelot sebagai migran ilegal, bukan pengungsi, dan seringkali memulangkan mereka secara paksa.

Namun, baru-baru ini ada pembelot dari Korut ke Korsel yang dipulangkan ke negeri asalnya.

Baca Juga: Berkeringat dan Merasa Sakit, Ibu Ini Kira Itu Hanyalah Tanda Menopause, Tapi Ternyata Dia Alami Kondisi Mematikan Ini

Dilansir dari BBC, Kamis (7/11/2019), mereka adalah dua nelayan Korea Utara yang diketahui telah melintasi perbatasan laut pada hari Sabtu.

Setelah melewati perbatasan dengan kapal cumi-cumi mereka, perlu waktu dua hari bagi angkatan laut Korea Selatan untuk menangkap mereka.

Mereka kemudian ditahan oleh pihak berwenang di Korea Selatan.

Baca Juga: 'Saya Mengendarai Motor, Tapi Harus Berbalik' Kata Pria yang Tinggal di Dalam Gua, Namun Berhasil Merayu Banyak Turis Cantik ke Rumahnya

Ternyata, pihak Korsel menganggap dan memerlakukan mereka bukan sebagai pembelot melainkan penjahat.

Hal itu lantaran mereka dicurigai telah membunuh 16 anggota awak kapal sebelum akhirnya melarikan diri ke Korea Selatan.

Menurut kantor berita Yonhap, mengutip para pejabat, keduanya mengaku bahwa mereka dan seorang pria lain membunuh kapten pada akhir Oktober karena perlakuannya yang keras.

Mereka kemudian membunuh anggota kru yang memprotes lainnya, satu per satu. Mayat-mayat itu dibuang ke laut.

Baca Juga: Wanita Asal Indonesia Ini Punya 2 Suami Sah dan 1 Selingkuhan, Diseret ke Pengadilan, dan Libatkan 2 Negara

Tiga tersangka pada awalnya kembali ke Utara - tetapi ketika salah satu dari mereka ditangkap oleh polisi setempat di sebuah pelabuhan, dua lainnya memutuskan untuk melarikan diri dengan kapal ke Korea Selatan.

Kementerian unifikasi di Seoul mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak bisa membiarkan 'penjahat serius' tinggal.

Kemudian, kedua lelaki berusia 20-an itu diserahkan ke Utara di desa perbatasan Panmunjom di zona demiliterisasi.

Baca Juga: Anaknya Menangis, Ayah Ini Buat Topeng dengan Wajah Istri Sembari Kenakan Piyamanya, Simak Kekonyolan Trik Asuh Anak Lainnya!

Ini adalah deportasi pertama Korea Selatan ke Korea Utara melalui Panmunjom. Tidak ada perjanjian ekstradisi antara Utara dan Selatan.

Pembelotan semacam itu sangat berbahaya.

Dalam beberapa kasus tentara telah menyeberangi perbatasan dengan berjalan kaki di bahwah hujan peluru.

Baca Juga: Masinis Tragedi Bintaro Ditinggalkan Istri saat Dirinya Dipenjara, Sebuah Berita Lawas Ungkap Fakta tentang Istrinya, Bikin Nyesek!