Find Us On Social Media :

Tolak Jabatan Menteri Demi Selesaikan Pendidikan: SK Trimurti Ingin Konsentrasi Kuliah dan Tolak Tawaran Bung Karno Jadi Menteri Sosial

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 21 Oktober 2019 | 16:00 WIB

SK Trimurti

Apa boleh buat, demi perjuangan, Trimurti muda memilih berhenti menjadi guru, lalu ia mengikuti kursus kader Partindo di Bandung.

Sejak itu, namanya mulai masuk daftar pengawasan PID (polisi rahasia kolonial).

Ketika Soekarno ditangkap Belanda pada 1 Agustus, Fikiran Ra'jat berhenti terbit.

Bersama Sanusi Pane, Trimurti kemudian mengajar di Perguruan Rakjat di Pasirkaliki, Bandung.

Namun di sini pun ia terkena larangan mengajar. Pemerintah Kolonial Belanda menuduhnya sebagai penghasut para murid.

Baca Juga: Berada dalam Cengkeraman Singa yang Memangsa Induknya, Anak Kera Ini Justru Diperlakukan Secara Tak Terduga oleh si Raja Hutan Tersebut

Trimurti yang gerah terus di rumah, lalu menerbitkan majalah berbahasa Jawa, Bedug, kemudian berganti nama menjadi Terompet.

Merasa tak bebas bergerak jika terus tinggal di rumah orangtua, Trimurti pindah ke Yogya.

Bersama temannya, Sri Panggihan, ia mendirikan majalah Suara Marhaeni.

Saat itu ia mulai menambahkan nama Trimurti di belakang namanya sehingga menjadi S.K Trimurti.

Baca Juga: 'Pelantikan' Presiden Soekarno 1945 yang Sudah Diramalkan Mertua: Fatmawati Akan Tinggal di Istana Putih Besar

Tahun 1936, karena membuat pamflet antipenjajahan, Trimurti dipenjara 9 bulan di Penjara Bulu, Semarang.

Di dalam bui ia merasa sebal, menyaksikan perbedaan perlakuan antara bumiputera dengan orang Eropa.

Pada 1937 Trimurti berkenalan dengan seorang pejuang eks Digul, Sayuti Melik yang kelak menjadi suaminya dan menikah menikah di Solo pada 19 Juli 1938.

Baca Juga: Kejam! Pria Ini Tinggalkan Istrinya yang Sedang Sekarat Dalam Rumah Penuh Sampah, Saat Ditemukan Begini Kondisinya