Find Us On Social Media :

Larang Orang Lain Pakai Topi Macan Tutul, Ini Kegilaan Pemimpin Terkorup Kongo yang 'Tilep' Rp212 Triliun Uang Negara

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 8 Oktober 2019 | 10:30 WIB

 Dipermalukan oleh kesengsaraan keuangannya, Mobutu mengembalikan pertanian dan pabrik kepada pemilik aslinya, tetapi penurunan harga tembaga dunia semakin menghancurkan ekonomi.

Genosida 1994 di Rwanda dan hancurnya ketertiban di Burundi yang dimulai pada 1993 secara tidak langsung membantu menyebabkan kejatuhan terakhir Mobutu.

Lebih dari satu juta pengungsi melarikan diri ke daerah perbatasan timur Zaire, meresahkan penduduk setempat dan menghidupkan kembali perselisihan yang lama teredam.

Kabila menjadi presiden dan mengubah nama negara menjadi Republik Demokratik Kongo.

Mobutu, sakit karena kanker prostat (ia telah menjalani operasi pada 22 Agustus 1996) melarikan diri bersama keluarganya dan pendukung dekat ke Togo.

Pada 7 September 1997, sekitar empat bulan setelah dia meninggalkan Kongo, Mobutu meninggal di Maroko.

Menurut perkiraan paling konservatif, dia mencuri Rp70 triliun dari negaranya, dan beberapa sumber menyebutkan jumlahnya setinggi Rp212 triliun.

Istana pribadi Mobutu Sese Seko, selama 32 tahun sampai kematiannya pada tahun 1997, di Gbadolite dikelilingi oleh pagar setinggi 12 meter yang dilapisi emas.

Mobutu menjadi pemimpin paling korup ketiga di dunia sejak 1984 dan pemimpin Afrika paling korup selama periode yang sama.

Baca Juga: Kim Jong-un Perintahkan Warganya Kirim 100 Kg Tinja Per Hari atau Setara 3 Ton Sebulan, untuk Apa?