Find Us On Social Media :

Kisah PD II: Saat 1000 Tentara Jepang Masuk ke Sebuah Rawa Namun Hanya 20 Orang yang Selamat, Serangan dari Makhluk Tak Terduga Ini Penyebabnya, Bak Bunuh Diri Massal

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 2 Oktober 2019 | 18:30 WIB

Pertempuran di Pulau Ramree

 

Intisari-Online.com - Pada malam tanggal 19 Februari 1945, pasukan Sekutu di Burma diduga dibantu sekelompok reptil yang membunuh lebih dari 90 persen musuh mereka.

Kisah ini dipercaya sebagai kisah nyata, namun beberapa orang yang skeptis tetap meragukannya.

Kisah ini berasal dari tulisan-tulisan Bruce Stanley Wright, seorang naturalis Inggris yang dianggap berada di tempat kejadian.

Disebutkan dalam bukunya tahun 1962, Wildlife Sketches: Near and Far.

Baca Juga: Kim Jong-un Eksekusi Jenderalnya dengan Melemparnya ke Tangki Berisi Ratusan Piranha, Intel Inggris: 'Klasik'

“Malam itu adalah yang paling mengerikan yang pernah dialami oleh setiap anggota kru.

Tembakan senapan yang berserakan di rawa hitam pekat diselimuti teriakan manusia yang terluka dicabik-cabik rahang reptil besar.

Dari sekitar seribu orang Jepang tentara yang memasuki rawa-rawa Ramree, hanya sekitar dua puluh yang ditemukan hidup."

Insiden itu bahkan dimasukkan dalam Guinness Book of World Records pada tahun 1968 sebagai "bencana buaya terburuk di dunia" serta "paling fatal dalam serangan buaya."

Baca Juga: Kulitnya Berjatuhan dan Kesakitan Tiap Bergerak hingga Dokter Menyerah, Bocah 9 Tahun Ini Putus Asa Bilang ke Ibunya Lebih Baik Mati

Meski begitu tidak ada satu pun kematian yang tercatat secara resmi.

Namun, kita harus mengajukan pertanyaan: apakah peristiwa ini benar-benar terjadi?

Tentu saja, ancaman yang ditimbulkan oleh buaya air asin adalah ancaman yang selalu ada di teater Timur Jauh Perang Dunia II.

Khususnya terjadi di rawa-rawa bakau di mana buaya berkembang, seperti di Pulau Ramree.

Baca Juga: Jika Kim Jong Un Lempar Jenderalnya ke Tangki Piranha, Maka Pria Ini Cungkil Mata dan Kebiri Tahanan di Chile

Tetapi apakah kita benar-benar percaya bahwa kekuatan yang cukup besar dari tentara Jepang yang terlatih dihancurkan oleh serangan buaya?

Bukti saat ini, yang jelas tapi terbatas, menunjukkan bahwa kita seharusnya tidak mempercayainya.

Dalam akun resmi ini ada referensi untuk ancaman yang ditimbulkan oleh buaya air asin di Pulau Ramree.

Namun, tidak ada penyebutan khusus tentang serangan buaya yang menelan lebih dari 900 orang Jepang.

Baca Juga: Mulai Besok! Ini Daftar Pelanggaran dan Sanksi Pidana serta Besaran Denda Tilang Elektronik di Jalan Tol

Selain itu, referensi yang dibuat untuk buaya sangat minim dibandingkan dengan bagian-bagian yang merinci bahaya malaria.

Penyakit ini secara serius menghambat upaya kedua belah pihak untuk mendapatkan kendali atas pulau itu.

Di daratan Burma, penyakit seperti malaria mampu membuat setengah dari total pasukan Sekutu tewas.

Lebih jauh lagi, catatan resmi ini yang tidak menyebutkan pembantaian itu, tetap menekankan perlawanan sengit Jepang yang berlangsung hingga April 1945.

Baca Juga: Dilantik Jadi Anggota DPR RI, Ternyata Kekayaan Krisdayanti Ditaksir Capai Rp271 Miliar!

Ini menunjukkan bahwa Jepang tidak mengalami kemunduran besar atas lebih dari 900 orang yang dihabisi pada malam tanggal 19 Februari.

Frank McLynn, seorang sejarawan Inggris terkemuka mengecam kisah agresi buaya.

Dia membuat analisis menyeluruh tentang upaya Sekutu untuk merebut kembali Burma dari Jepang.

McLynn terganggu oleh kesediaan penulis lain untuk mengutip rincian yang diberikan oleh Wright dan Guinness Book of Records tanpa mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut.

 Baca Juga: Poster Kim Jong-Un Kenakan Masker Kecantikan Wajah Beredar, Warga Korea Selatan Ketar-ketir Bukan Main, Kok Bisa?