Find Us On Social Media :

Kasus Korban Bullying Lempar Pelaku Bully dari Lantai 4 Gedung Sekolah: Yuk, Kenali Tipe Anak yang Rentan Alami Bullying di Sekolah

By Mentari DP, Kamis, 26 September 2019 | 10:00 WIB

Kasus korban bullying lempar pelaku bully dari lantai 4 gedung sekolah.

Intisari-Online.com – Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di sebuah sekolah menengan pertama (SMP) di Guangxi, China.

Dilansir dari hai.grid.id yang mengutip dari Oriental Daily pada Kamis (26/9/2019), seorang siswa SMP masuk rumah sakit setelah dilempar dari lantai 4 gedung sekolahnya.

Dari rekaman CCTV, terlihat siswa bernama Wei itu sedang bersantai di koridor saat jam istirahat.

Kemudian datang seorang murid berbadan tinggi yang langsung mengangkat Wei dan melemparnya dari lantai 4 sekolah.

Baca Juga: Masih Bingung? Ini 26 Poin dari UU KPK Hasil Revisi yang Berpotensi Melemahkan KPK

Setelah melempar Wei, murid tersebut dengan tenang berjalan kembali masuk ke kelas. Sementara siswa lainnya cuma bisa menonton insiden mengerikan itu.

Dilaporkan oleh Asia One, peristiwa tersebut terjadi pada 16 September lalu.

Akibatnya Wei menderita kebocoran paru-paru, organ dalam rusak, pendarahan hebat dan banyak patah tulang. Dan sekarang masih berada di ICU.

Menurut polisi, pelaku (bermarga Huang) mengaku dia sering diganggu oleh sekelompok anak, termasuk Wei.

Artinya Wei sering membully Huang ketika berada di sekolah.

Sebenarnya, apa saja faktor pada anak yang menyebabkan mereka menjadi korban bullying di sekolah?

Perlu Anda tahu, bullying atau perundungan merupakan tindakan agresif yang dilakukan secara verbal maupun fisik, yang sifatnya menganggu, merusak, maupun melukai orang lain.

Bullying dapat berbentuk ejekan, cemoohan, ancaman, meminta barang atau uang dengan paksa, maupun kekerasan fisik.

Korban bullying yang tidak dibantu dapat menderita kondisi depresi, gangguan kecemasan, bahkan mungkin berkeinginan untuk bunuh diri.

Tipe anak yang rentan menjadi korban bullying di sekolah

Anak yang menjadi korban penindasan di sekolah, akan menunjukkan tanda-tanda mengalami bullying yang bisa diamati.

Misalnya, anak akan sangat ketakutan untuk kembali ke sekolah dan mengalami separation anxiety.

Baca Juga: Sempat Viral, Obyek Wisata Negeri di Atas Awan Gunung Luhur Ditutup Sementara, Ini Alasannya

Selain itu, anak mungkin akan sering mengalami mimpi buruk, perubahan perilaku, nafsu makan yang turun, bahkan mungkin mengompol di rumah.

Beberapa tipe anak mungkin akan di-bully jika memiliki kondisi fisik tertentu.

Jika anak menunjukkan tanda di atas, apalagi jika masuk kelompok di bawah ini, ia akan rentan mengalami bullying di sekolah.

Anak yang pintar

Siswa yang menjadi korban bullying biasanya termasuk anak yang pintar dan cerdas, atau mungkin memiliki keahlian yang membuatnya sering dipuji.

Pelaku perisakan bisa merasa minder atau iri dengan keahlian anak tersebut.

Siswa yang tidak memiliki teman

Anak yang menjadi korban bullying cenderung tidak memiliki teman. Kalaupun punya teman, jumlahnya sedikit.

Akibatnya, korban akan menjadi sasaran untuk di-bully, dikucilkan dari acara-acara sekolah, dan sering menghabiskan waktu sendirian.

Murid yang disukai di sekolah

Anak yang disukai oleh siswa-siswi lain, juga kerap menjadi sasaran bully di sekolah. Pelaku perisakan kerap merasa terancam, dengan popularitas yang dimiliki oleh korban.

Jenis bullying ini disebut dengan agresi relasional, yang cenderung sering dilakukan ‘geng murid perempuan’ popular, terhadap anak perempuan lain.

Contoh perilaku bullying agresi relasional yakni menyebarkan rumor, memengaruhi orang lain untuk membenci korban, atau merusak kepercayaan diri seseorang.

Fenomena agresi relasional ini, mungkin juga mengingatkan cerita Mean Girls, film terkenal adaptasi novel, yang dibintangi oleh Lindsay Lohan dan Rachel McAdams.

Baca Juga: Kedaluwarsa atau Tidak, Gas Air Mata Tetap Membahayakan Kesehatan Kita

Anak dengan kebutuhan khusus

Mungkin kita sudah sering melihat film dengan plot cerita ini.

Namun dalam kenyataannya, anak yang berkebutuhan khusus, atau memiliki penyakit tertentu, rentan mengalami bullying di sekolah.

Korban bullying dalam kelompok ini, misalnya anak dengan gangguan spektrum autisme, penderita ADHD, down syndrome, atau gangguan disleksia.

Murid dengan keunikan fisik

Anak yang memiliki ciri fisik unik dan berbeda dari siswa kebanyakan, juga rentan menjadi korban perundungan.

Misalnya, anak dengan mata sipit, postur tubuh yang dianggap terlalu pendek, kelewat tinggi, gemuk, dan ciri fisik lainnya.

Berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang Januari-April 2019, setidaknya ada 20 kasus bullying, yang melibatkan kekerasan fisik dan psikis.

Perundungan tersebut pun berupa saling ejek di dunia maya, yang berlanjut ke dunia nyata.

Siswa yang berasal dari suku, etnis, ras, dan agama tertentu

Kasus bullying yang melibatkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sudah sangat sering terjadi.

Pada akhir tahun 2019, seorang anak di Alabama, Amerika Serikat, dilaporkan bunuh diri.

Disebutkan oleh keluarganya, ia melakukan bunuh diri sebagai akibat bullying rasisme karena korban berasal dari keluarga kulit hitam.

Baca Juga: Polisi Tembakan Gas Air Mata ke Mahasiswa yang Demo di Depan Gedung DPR RI: Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Kita Terkena Gas Air Mata