Find Us On Social Media :

Kasus 2 Bocah yang Saksikan Temannya Tewas Dibunuh: Ini Dampak Psikologis Bagi Seseorang yang Lihat Aksi Pembunuhan

By Mentari DP, Sabtu, 21 September 2019 | 16:30 WIB

Kasus 2 bocah yang saksikan temannya tewas dibunuh.

Intisari-Online.com – Sebuah tragedi mengerikan menimpa tiga orang bocah yang tengah belajar bersama.

Suatu ketika, saat tengah asyik belajar di pekarangan rumah tetangganya, tiba-tiba Ahmad (35), nama tetangga tersebut, mengamuk.

Tak hanya itu, Ahmad langsung mengacungkan parang ke arah bocah berusia 10 tahun berinisial RR.

Aksi Ahmad langsung membuat korban RR tewas di tempat karena leher dan badan korban terputus.

Baca Juga: Kasus Bocah 10 Tahun Dinikahkan Dengan Sepupunya yang Berusia 22 Tahun: Catat, Ini Dampak Negatif dari Pernikahan Anak dan Perkawinan Sedarah

Tragisnya, aksi ini disaksikan langsung oleh teman korban RR yang berinisial KK (8) dan KH (6). Keduanya langsung lari ketakutan.

Peristiwa nahas itu terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan pada Selasa (17/9/2019) pukul 12.00 WITA.

"Tersangka sudah diamankan di Polres HST. Sekarang dalam proses pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Polres Hulu Sungai Tengah, Iptu Sandi seperti dilansir dari Warta Kota pada Rabu (18/9/2019).

Selain poin mengapa tersangka membunuh korban, poin lain dari kasus ini adalah dampak psikologis yang bisa menimpa KK dan KH, teman korban RR yang menyaksikan tragedi ini.

Sebab hingga kini, KK masih ketakutan menceritakan peristiwa yang disaksikannya kepada orangtuanya.

 

Baca Juga: Kasus 3 Pria Perkosa Mayat Remaja 13 Tahun Setelah Mereka Bunuh: Mengapa Ada Orang yang Suka Berhubungan Badan Dengan Mayat?

Dilansir dari Psychology Today pada Sabtu (21/9/2019), ada beberapa dampak psikologis bagi seseorang yang melihat aksi pembunuhan atau kekerasan.

1. Trauma

Seseorang yang melihat suatu peristiwa yang luar biasa (kasus pembunuhan atau bencana alam) bisa menimbulkan trauma.

Ahli menyebutkan dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Perlu diketahui, tingkat trauma seseorang bisa berbeda-beda. Namun PTSD merupakan gejala trauma yang sudah berada pada level serius.

Ringan atau beratnya trauma seseorang, umumnya bisa dilihat dari seberapa dekat saksi dengan tragedi tersebut.

2. Depresi

Saksi juga bisa mengalami depresi. Sebab, depresi tergantung perubahan emosi dan fisik.

Misalnya seperti teringat-ingat akan kejadian tersebut dalam waktu jangka panjang.

Baca Juga: Kasus Pelajar SMA yang Bunuh Begal Karena Bela Pacarnya: Ini Posisi Hukum Seseorang yang Tidak Sengaja Membunuh Karena Membela Diri

Mereka juga bisa mengalami susah tidur, mengalami mimpi buruk, hingga lebih sensitif.

Atau bisa juga saksi mengalami ketakutan dengan sesuatu yang mengingatkannya pada kejadian tersebut.

Perlu didampingi profesionaKasus seperti ini biasanya membuat saksi kasus pembunuhan harus hadir saat pengadilan atau pemeriksaan.

Karena kedua saksi masih anak-anak, maka mereka perlu didampangi oleh profesional. Misalnya seperti psikolog anak dan dokter.

Selain itu, dukungan keluarga termasuk orangtua juga sangat penting.

Baca Juga: Kasus Orangtua Beri Kopi pada Bayinya Karena Tak Sanggup Beli Susu: Bolehkah Bayi Minum Kopi? Ini Jawaban Ahli