Find Us On Social Media :

Mengidap Penyakit Misterius, Pria Ini 4 Tahun Terbaring Kaku Seperti Kayu, Penyebab Awalnya Sesepele Ini

By Afif Khoirul M, Sabtu, 21 September 2019 | 07:30 WIB

Fendi sudah terbaring sejak 2015 silam, awalnya merasa tangannya kebas.

Intisari-online.com - Berawal dari tangan kiri terasa kebas saat bekerja di Bekasi, tubuh Fendi Suryadi (28) jadi kaku sepertu kayu.

Sudah hampir empat tahun warga Desa Ngancar, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, hanya bisa terbaring di ranjang.

Fendi kesulitan beraktivitas.

Bahkan, hanya untuk sekadar membalikkan badannya juga begitu sulit.

Baca Juga: ‘Saya Tidak Takut Mati, Saya Hanya Ingin Melihat Bayi Saya’, Ibu Muda dengan Berat 19 Kg Ini Berhasil Lahirkan Bayinya dengan Berat 1,8 Kg, Ajaib!

Tangan kanan dan kaki kiri Fendi terlipat kaku seperti kayu.

Bahkan saat ditarik untuk diluruskan, tangan dan kakinya seolah tak mau bergerak.

“Rasanya kaku, ini enggak bisa digerakkan,” ujar Fendi saat ditemui di Desa Ngancar, Kamis (19/9/2019).

Fendi dulunya bekerja di sebuah pabrik pembuatan kabel body milik salah satu perusahaan otomotif di Bekasi.

Baca Juga: Gebby Vesta Akui Dirinya Transgender, Inilah Biaya dan Proses Rumit untuk Mengubah Diri Menjadi Transgender

Fendi bekerja sejak tahun 2011.

Derita Fendi berawal ketika pada 2015 tangan kirinya terasa kebas, bahkan saat terlilit kabel di tempat dia bekerja, Fendi tidak bisa merasakan apa-apa.

Oleh perusahaan, Fendi kemudian dirawat di salah satu rumah sakit di Cikarang.

Pihak rumah sakit mendiagnosis Fendi menderita stroke ringan.

Baca Juga: Mobil Ini Dikepung 30 Buaya Ketika Melintas Jalan Raya, Banyak yang Mengintai dari Sisi-sisinya!

”Diagnosisnya dari rumah sakit stroke ringan. Kemudian dirujuk ke RSUD Moewardi Solo karena Mas Fendinya mau dirawat di rumah,” ujar Edi Purwanto, salah satu kerabat Fendi.

Edi mengatakan, saat diantar berobat ke RSUD Moewardi Solo, sandal yang dikenakan oleh Fendi sempat terlepas dari kakinya.

Namun, Fendi tidak menyadari hal tersebut.

Di RSUD Moewardi Solo, Fendi dirawat hingga satu bulan lebih.

Baca Juga: Nenek Ini Minta Anak dan Menantunya Bayar Rp277 Juta Karena Ia Sudah Besarkan Cucunya hingga 9 Tahun, Rupanya Ini Maksud di Baliknya

Fendi juga harus menjalani pemeriksaan di laboratorium hingga 13 kali untuk mencari tahu penyebab sakit yang diderita.

“Lab-nya sampai 13 kali di Budi Sehat, doagnosisnya toxoplasma. Informasinya obatnya hanya di Dr Soetomo Surabaya,” ujar Edi.

Akhir September, Fendi dirujuk ke RS Dr Sotomo Surabaya untuk mendapat perawatan dan obat taxoplasma sesuai dengan diagnosis dari laboratorium Budi sehat Solo.

Sempat menjalani perawatan hingga 3,5 bulan, di RS Dr Soetomo Fendi didiagnosi kanker otak dan harus dioperasi.

Baca Juga: Bertahun-tahun Dipukuli Orang Tuanya, Bocah 8 Tahun Ini Memilih Mengakhiri Hidupnya dengan Cara Tragis Ini

Anehnya saat dilakukan pemeriksaan MRI, dokter tidak menemukan adanya kanker di otak Fendi.

“Itu sampai tiga kali terjadi. Di MRI ada tapi saat akan dioperasi tiba tiba nggak ada,” ucap Edi yang selalu mendampingi Fendi.

Gagal Operasi, mengandalkan pengobatan Alternatif

Meski secara medis belum ada kejelasan penyakit yang diderita Fendi, keluarga memilih melakukan upaya pengobatan alternatif.

Sejak pulang dari Dr Soetomo Surabaya, lebih dari 10 kali upaya pengobatan alternatif telah dilakukan.

Namun, sampai saat ini belum ada perubahan yang berarti dialami Fendi.

”Yang pengobatan viral di YouTube sudah dilakukan sampai 10 kali, tapi belum membawa perubahan,” kata Edi.

Upaya pengobatan yang dilakukan keluarga membuat pesangon dari perusahaan sebesar Rp 30 juta habis.

Sementara keadaan Fendi belum ada perubahan. Perusahaan tempatnya bekerja kemudian memberikan surat untuk mengurus klaim asuransi Jamsostek.

Sayangnya, upaya melakukan klaim terhadap asuransi tersebut terkendala dengan surat keterangan dokter yang harus didapatkan dari RSU Dr Soetomo.

“Dengan alasan keadaan pasien harus dirawat di sana. Padahal kalau mau membawa ke sana kita kesulitan karena Fendi tidak bisa duduk. Pake kursi roda juga jatuh ke bawah,” kata Edi.

Mono, orangtua Fendi mengatakan, hanya bisa pasrah dengan keadan anaknya. Dia berharap ada bantuan yang bisa meringankan bebannya yang hanya sebagai buruh tani.

“Harapannya bisa dapat klaim dari Jamsostek, tapi syarat surat kesehatan dari RSU Dr Soetomo sulit didapatkan,” kata Mono.

Selama menjalani pengobatan, Fendi hanya mengandalkan BPJS dan pesangon perusahaan tempatnya bekerja.

Meski tergolong keluarga kurang mampu, belum ada bantuan dari pemerintah daerah yang diterima Fendi. (Hasanudin Aco/Tribunnews)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fendi Derita Penyakit Misterius, 4 Tahun Terbaring Kaku Seperti Kayu