Find Us On Social Media :

Ini Teknik yang Digunakan Agen Cia Untuk Interogasi Targetnya, Rasanya Seperti Antara Hidup dan Mati

By Mentari DP, Selasa, 10 September 2019 | 13:00 WIB

Ini teknik yang digunakan Agen Cia untuk interogasi targetnya.

Intisari-Online.com – Anda tahu CIA?

CIA atau kepanjangan dari Central Intelligence Agency merupakan salah satu badan intelijen pemerintah federal Amerika Serikat (AS).

Kita sering menyebut orang yang bekerja di sana dengan agen CIA.

Baca Juga: Sedang Sakit, BJ Habibie Ditangani oleh 44 Dokter Kepresidenan

CIA mempunya tiga tugas utama, yaitu:

- mengumpulkan informasi seputar pemerintah asing, perusahaan, dan individu;

- menganalisis informasi tersebut beserta hasil intelijen dari badan intelijen A.S. lainnya untuk menghasilkan penilaian intelijen keamanan nasional yang diajukan kepada para pembuat kebijakan senior Amerika Serikat;

- melaksanakan atau mengawasi aktivitas tertutup dan beberapa operasi taktis oleh karyawannya sendiri, anggota militer A.S., atau rekan lainnya atas permintaan Presiden Amerika Serikat.

Oleh karenanya, berbagai cara dilakukan agen CIA untuk mengorek informasi dari targetnya.

Bahkan tak peduli jika cara yang digunakan itu kejam dan terkesan tidak manusiawi.

Satu dari sekian banyak teknik interogasi yang dilakukan agen rahasia Amerika itu sembari menyiksa korbannya adalah waterboarding.

Baca Juga: Fotonya yang Diduga Jualan Sepatu Bekas Viral, Begini Kehidupan Mantan Penyerang Timnas Indonesia Budi Sudarsono Kini

Apa itu waterboarding?

Dilansir dari suar.grid.id pada Selasa (10/9/2019), waterboarding sejatinya sebuah cara penyiksaan dengan alat-alat sederhana dan murah.

Meski sangat murah, efek yang ditimbulkannya bagi yang disiksa sungguh mengerikan.

Keadaan ketika disiksa dengan waterboarding digambarkan seperti keadaan hidup dan mati.

Dalam teknik waterboarding, seorang tersangka diikat atau dipegangi dengan posisi terlentang.

Seluruh muka ditutupi dengan kain dan kemudian dituangkan air ke arah mukanya tersebut.

Air tersebut akan menghalangi udara yang akan dihisap oleh tersangka.

Akibatnya bisa sangat fatal, yaitu merusak paru-paru dan otak, bahkan hingga kematian.

Namun yang lebih mengerikan adalah efek traumatis yang tak bisa hilang berbulan-bulan lamanya.

Teknik menyiksa waterboarding pertama kali ditemukan pada abad pertengahan di Spanyol.

Baca Juga: Hoaks! Kabar BJ Habibie Meninggal Dipastikan Tidak Benar

Saat itu teknik ini digunakan rezim Raja Ferdinand dan Isabella pada 1400-an untuk menyiksa rakyat yang tidak mengindahkan Dekrit Alhambra yang dikeluarkannya.

Waterboarding juga pernah dikeluarkan oleh VOC untuk menyiksa tawanan di Maluku pada tahun 1600-an.

Di era abad terkini, waterboarding jamak digunakan oleh para tentara untuk mengorek keterangan dari musuh yang ditangkap.

Dalam Perang Dunia II, Perang Vietnam, Konflik Kamboja, dan beberapa peperangan lainnya, waterbaoarding merupakan cara favorit untuk menginterogasi tawanan.

Secara sembunyi-sembunyi CIA juga mengadopsi cara penyiksaan tersebut.

Hal ini mencuat ketika beberapa tahanan, seperti Khalid Sheikh Muhammed dan Abu Zubaida yang diduga terkait dengan Al Qaeda membeberkan hal tersebut.

Selain itu juga terbukti bahwa jenis penyiksaan waterboarding diajarkan di akademi militer AS dan pendidikan CIA.

Militer AS menghentikan cara penyiksaan ini tahun 2006 ketika Departemen Pertahanan AS menyatakan ilegal.

Namun CIA yang bukan bagian dari militer baru menghentikannya pada Januari 2009 setelah ada perintah langsung dari Presiden Barack Obama. (Moh. Habib Asyhad)

(Artikel ini telah tayang di suar.grid.id dengan judul "Seperti Inilah Cara Agen CIA Menginterogasi Korbannya dengan Cara Murah tapi Sangat Kejam, Rasanya Seperti antara Hidup dan Mati")

Baca Juga: Tak Hanya Raih Gelar Doktor di Usia 27 Tahun, Ini Prestasi Lain dari Lailatul Qomariyah, Seorang Anak Tukang Becak