Find Us On Social Media :

Kecelakaan Maut di Tol Cipularang: Pakar Sebut Ada Gelombang Magnet 'Pengganggu' di Sekitar Lokasi Kejadian, Bisa Picu Halusinasi

By Ade S, Senin, 2 September 2019 | 15:24 WIB

Kecelakaan beruntun di Cipularang

Dengan segala pertimbangan, bahkan sempat mengemuka pemikiran untuk membangun sebuah jembatan di atasnya. Jembatan memang lebih mudah dikerjakan, meski biayanya tidak murah. Namun, entah mengapa, keputusan yang belakangan diambil justru menimbun wilayah yang labil itu. Timbunan setinggi 35 m dan menghubungkan dua bukit itu konon merupakan yang tertinggi di Indonesia!Terhadap solusi itu, Imam menyatakan tidak keberatan, karena secara teknis hal itu dapat dilakukan.

“Tapi syaratnya, harus dilakukan investigasi longsoran secara detail dan akurat. Penyelesaiannya juga jangan setengah-setengah,” tandasnya. Namun, hingga jalan tol resmi digunakan, ia mengaku belum melihat pemetaannya.

Waspadai jalur “S”

Masalahnya, berdasarkan pengamatan geolog kelahiran Purworejo ini, wilayah sekitar Pasir Munjul sebenarnya masih menyimpan potensi longsoran. Bahkan sifatnya multiple succesive sliding, atau kumpulan longsoran kecil di dalam sebuah longsoran besar yang ujungnya di sistem lembah terbawah yaitu di sungai. Nah, akankah ini berbahaya? Imam tidak berkomentar lebih jauh.Yang jelas, hanya tiga bulan sejak diresmikan, prestasi Cipularang sudah tercoreng. Ruas jalan di Km 91+400 wilayah Dusun Batu Datar didapati amblas sedalam 50 cm. Akhir November 2005, terdapat tiga amblasan jilid dua, yaitu antara Km 91+600 – 91+925, yang berada di wilayah Pasir Honje. Akibatnya, jalan tol itu sempat ditutup sementara. Kabar ini tentu mengejutkan masyarakat pengguna jalan, karena menyangkut keselamatan mereka. Untungnya, pihak pengelola jalan, yaitu PT Jasa Marga, secara sigap langsung melakukan perbaikan. Bahkan khusus di kawasan rawan amblas ini didirikan pos pengamatan untuk memantau kondisi jalan selama 24 jam. 

Baca Juga: Tol Cipularang: Berisiko Tapi Bisa Diantisipasi