Kisah PD II: 400.000 Hewan Peliharaan Dibunuh Akibatkan Populasi Tikus Meningkat dan Harga Anakan Kucing Melejit Mahal, Padahal Serangan Gas Tak Pernah Terjadi

Tatik Ariyani

Penulis

Jutaan hewan dibunuh pada minggu terakhir bulan Agustus dan minggu pertama bulan September 1939. Apa yang terjadi?

Intisari-Online.com - Hal paling aneh yang terjadi di Inggris pada pecahnya Perang Dunia Kedua adalah pembantaian besar-besaran hewan peliharaan.

Jutaan hewan dibunuh pada minggu terakhir bulan Agustus dan minggu pertama bulan September 1939.

Di Greater London saja, sekitar 400.000 kucing dan anjing dibunuh dalam empat hari pertama setelah perang diumumkan pada 3 September.

Setelah pembantaian itu, yang menjadi masalah adalah pembuangan bangkainya.

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Tol Cipularang: Pakar Sebut Ada Gelombang Magnet 'Pengganggu' di Sekitar Lokasi Kejadian, Bisa Picu Halusinasi

Sehingga tidak setiap bangkai dapat dimusnahkandan beberapa harus dikubur dalam lubang di sebelah timur ibukota.

Pembantaian itu dilakukan sebagai persiapan untuk bencana perang itu sendiri.

Hal itu karena perang yang akan pecah dianggap akandimulai dengan serangan bom ganas dengan bahan peledak tinggi.

Selama Krisis Munich setahun sebelumnya, ketika Adolf Hitler menuntut Sudetenland, sebagian besar orang dewasa Inggris telah diberi masker gas.

Baca Juga: Penonton Berteriak Ketakutan, Kembang Api Meledak di Perut Penyanyi Wanita yang Sedang Beraksi di Atas Panggung

Pada bulan-bulan sejak itu, anak-anak juga menerima masker, meskipun persediaan untuk bayi masih kurang.

Tetapi tindakan pencegahan anti-gas tidak akan bekerja untuk hewan peliharaan.

Seperti yang dinyatakan oleh pamflet resmi, sebagai persiapan perang adalah lebih baik untuk bertindak sekarang daripada menunggu yang terburuk.

Baca Juga: Kisah Mengerikan di Balik Temuan Kapal Karam, Konon Penumpangnya Saling Makan demi Bertahan Hidup

Hal itulah yang membuat Inggris membantai 'untuk menyelamatkan' hewan-hewan peliharaan tersebut.

Namun hingga akhir 1939, kiamat belum juga tiba.

Pembom Jerman tetap tidak nampak dari langit.

Pembantaian hewan telah sia-sia dan beberapa daerah mengalami kenaikan pesat populasi tikus.

Baca Juga: Polisi Dibuat Ketakutan Ketika Bongkar Rumah Pedofil, Temukan Mayat dan Altar Ritual Agama Aneh Ini

Hal itu mengakibatkan harga anak kucing yang mengalami inflasi cepat.

Ketika orang Inggris mulai terbiasa dengan rutinitas baru kehidupan masa perang, mereka yang kehilangan hewan peliharaannya punya waktu untuk kebencian dan penyesalan.

Baru pada tahun berikutnya, dua peristiwa utama mengkonfirmasi ketakutan terburuk tentang Jerman dan menciptakan harapan bahwa perang tidak hanya tak terhindarkan tetapi juga perlu.

Baca Juga: 20 Sapi Mati Ditabrak Kereta Api, Mereka Diduga Telah Mengembara Sejauh 8 Kilometer Sebelumnya

Pada September 1939, hampir dua setengah juta warga Inggris secara sukarela sebagian atau seluruh waktu mereka - dibayar dan tidak dibayar - bersiap-siap untuk perang.

Wajib militer diperkenalkan pada bulan April 1939 bukan karena layanan tersebut tidak memiliki anggota baru, tetapi karena ada kebutuhan diplomatik untuk menunjukkan bahwa Inggris serius tentang komitmen Eropa yang baru.

Terlepas dari semua upaya informasi pemerintah, pada pecahnya perang pada 3 September 1939.

Namun apa yang paling signifikan tentang pembantaian hewan peliharaan besar-besaran bukanlah berapa banyak yang terbunuh, tetapi berapa sedikit.

Baca Juga: Malamnya Mengaku Kawin dan Miliki Anak dengan Kuntilanak, Keesokan Harinya Pria Ini Hilang Saat Ditemukan Begini Kondisinya

Karena menurut perkiraan, ada hampir dua juta kucing dan anjing di London pada akhir 1930-an.

Sebagian pemilik hewan peliharaan tetap memilih untuk tidak membunuh hewan peliharaannya.

Baca Juga: Kompensasi 'Mati Lampu' 4 Agustus Sudah Cair! Ini Cara Mengetahui Besaran Kompensasi yang Anda Peroleh

Artikel Terkait