Find Us On Social Media :

Bisa Timbulkan Korban Jiwa hingga Ratusan Ribu Orang, Mengapa BMKG Justru Sebut Gempa Tidak Membunuh dan Melukai Manusia?

By Ade S, Selasa, 27 Agustus 2019 | 19:15 WIB

Gempa bumi Tohoku

Intisari-Online.com - Berbicara tentang gempa, terutama yang sangat besar, acap kali dikaitkan dengan munculnya korban jiwa.

Bahkan, korban jiwa yang ditimbulkan bisa mencapai ratusan ribu orang, seperti yang terjadi saat gempa di Aceh.

Namun, baru-baru ini, Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) justru menyebut bahwa gempa bumi tidak membunuh dan melukai manusia.

Mengapa bisa demikian?

Baca Juga: Salah Satu Alasan Ibu Kota Pindah ke Kalimantan Timur Karena Minim Risiko Bencana Alam, Benarkah Pulau Kalimantan Aman dari Gempa Bumi?

Saban hari, gempa bumi menggoyang wilayah Indonesia.

Kemarin (26/8), misalnya, BMKG mencatat, terjadi lindu dengan magnitudo 4,9 yang getarannya terasa hingga Kabupaten Poso pada pukul 17.00 WITA.

 

Bicara Pulau Kalimantan, Mohammad Sadly, Deputi Geofisika BMKG menegaskan, relatif lebih aman secara seismik dibandingkan dengan pulau-pulau besar lain di Indonesia.

Meski demikian, saat ini BMKG bersama kementerian dan lembaga terkait sedang menyiapkan sistem monitoring gempa dan langkah-langkah mitigasi gempa dan tsunami yang lebih mumpuni.

Baca Juga: Gempa Kerap Guncang Indonesia, Apa yang Bisa Kita Lakukan? Yuk Simak!

Langkah ini untuk menjaga keselamatan masyarakat dan keberlanjutan perekonomian di wilayah yang bakal menjadi Ibu Kota negara yang baru itu.

"BMKG bersama kementerian dan lembaga lain berupaya meminimalisir sekecil mungkin risiko kebencanaan di wilayah tersebut, dengan menyiapkan skenario mitigasi bencana yang tepat, terpadu, dan berkesinambungan," imbu Sadly.

BMKG juga terus memperkuat sistem monitoring gempa di seluruh wilayah Indonesia.

Di 2019, mereka akan memasang sensor gempa sebanyak 194 unit.

Baca Juga: Fenomena Gempa Banten: 'Cahaya Gempa', Kilatan Misterius yang Muncul di Langit Petanda Gempa Akan Muncul

Lalu pada 2020, BMKG bakal memasang sensor gempa sebanyak 154 unit untuk merapatkan jaringan monitoring gempa nasional termasuk di Kalimantan.

Tidak hanya itu, di 2020 BMKG juga merencanakan pembangunan 300 sarana penyebarluasan informasi gempa dan peringatan dini tsunami Warning Receiver System (WRS) di seluruh Indonesia.

Ini sangat penting, agar informasi dan peringatan dini bisa segera ditindaklanjuti pemerintah daerah dalam upaya menyelamatkan masyarakat berisiko.

Meski demikian, Sadly, mengatakan, sebenarnya gempa tidak membunuh dan melukai.

Baca Juga: Video Detik-detik Kepanikan Warga Ketika Gempa Banten, Teriakan Allahuakbar Hingga Truk Tumbang

Justru, bangunanlah yang membunuh dan melukai manusia.

Maka itu, pekerjaan rumah utama untuk menghadapi gempa adalah menyiapkan bangunan yang memiliki struktur kuat dan tahan gempa.

"Potensi bahaya gempa bumi harus diantisipasi dengan menerapkan building code dengan ketat dalam membangun struktur bangunan. Bangunan tahan gempa bumi wajib diberlakukan di daerah rawan gempa," tegas Sadly dalam siaran pers akhir pekan lalu.

Untuk perencanaan dan pengembangan wilayah yang aman dari gempa serta jadi acuan dalam membangun bangunan tahan gempa, maka kegiatan mikrozonasi seismik yang BMKG lakukan sangat penting.

Soalnya, bisa mengidentifikasi zona rentan gempa bumi.

Nah, di zona rentan inilah perlu upaya penguatan struktur bangunan, supaya tetap aman meskipun terjadi gempa.

 

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "BMKG: Gempa tidak membunuh dan melukai manusia".

Baca Juga: Viral Kabar Patahan Sunda Kritis karena Letusan Gunung Tangkuban Parahu dan Gempa Banten Terjadi dalam Waktu Berdekatan, Ini Penjelasan Pakar