Kisah Alan Turing, Pria Jenius yang Berhasil Selamatkan Warga Sipil dari Nazi Namun Hidupnya Berakhir Tragis di Tangannya Sendiri

Tatik Ariyani

Penulis

Alan Turing digambarkan sebagai pria yang jenius, tapi ia hidupnya berakhir tragis karena ia mengambil nyawanya sendiri.

Intisari-Online.com -Bagi penikmat film, mungkin pernah menonton 'Imitation Game' yang dibintangi oleh Benedict Cumberbatch.

Film Imitation Game tersebut rupanya diangkat dari kisah nyata seorang pria yang hidup pada masa perang dunia kedua, Alan Turing.

Alan Turing digambarkan sebagai pria yang jenius, tapi ia hidupnya berakhir tragis karena ia mengambil nyawanya sendiri.

Dilansir Sosok.ID dari laman Biography, Alan Turing adalah ahli matematika asal Inggris yang berhasil memecahkan kode rahasia radio komunikasi Nazi pada masa perang dunia II ke dalam kode enkripsi matematika.

Baca Juga: Sewa Pembunuh Bayaran Untuk Bunuh Diri, Akhir Kisahnya Justru Sungguh Romantis

Melalui perhitungan algoritma dan serangkaian operasi logika angka biner, Alan Turing berhasil memecahkan kode rahasia komunikasi Nazi yang pada masa itu disebut kode Enigma.

Atas jasanya Alan Turing memecahkan kode Enigma, pihak sekutu berhasil mengetahui berbagai strategi musuh selama perang dunia kedua dan menyelamatkan banyak warga sipil.

Tak hanya itu, Alan Turing juga berhasil menciptakan model komputer modern pertama yang dapat diprogram sesuai kebutuhan.

Model komputer modern pertama yang dibuat Turing pun sampai detik ini masih dijadikan acuan sebagai pembuatan model komputer modern dengan perhitungan algoritma yang sama.

Tahun 1950 Turing menerbitkan makalah tentang metode pemograman Artificial Intelligence (AI) yang kini dikenal dengan nama 'Turing Test'.

Baca Juga: Pelaku Kejahatan Seksual Pada 9 Anak Divonis Kebiri Kimia, Hingga Kini Kejaksaan Masih Mencari Rumah Sakit yang Mau Jadi Eksekutornya

Kendati memiliki jasa yang begitu besar bagi negara, pada tahun 1952, Alan Turing harus menghadapi akhir puncak karier ilmiahnya.

Melansir laman Biography, Alan Turing ditangkap pihak kepolisian Inggris atas tuduhan pelecehan seksual terhadap rekan kerjanya, Arnold Murray.

Alan Turing disebut memiliki kelainan seksual dan terancam hukum pidana penjara.

Masih di tahun yang sama, Ratu Elizabeth II akhirnya mengabulkan permohonan grasi anumerta kepada Alan Turing mengingat jasanya kepada negara.

Namun dalam grasi tersebut, Alan Turing dipaksa harus menghadapi hukum kebiri kimia yang menggantikan hukum pidana penjara yang sebelumnya divoniskan pengadilan.

Alan Turing yang merasa tak memiliki banyak pilihan pun terpaksa menjalani hukum kebiri kimia dengan menyuntikkan hormon estrogen sintetik ke dalam tubuhnya selama setahun lebih.

Usai menyelesaikan hukum kebiri kimianya selama setahun, Alan Turing akhirnya diperbolehkan kembali bekerja dan hidup sebagaimana biasanya.

Baca Juga: Seperti Apakah Hukuman Kebiri Kimia yang Dijatuhkan Terhadap Pemuda Pelaku Kejahatan Seksual pada 9 Anak di Mojokerto?

Namun dua tahun berlalu sejak hukum kebiri kimia, Alan Turing ditemukan tewas di kediamannya pada 7 Juni 1954.

Hasil pemeriksaan kepolisian menyebut Turing tewas akibat racun sianida yang berada pada apel yang terletak di TKP.

Pihak kepolisian menduga Turing dengan sengaja menyuntikkan apel yang ia makan dengan cairan sianida untuk bunuh diri.

Turing diduga bunuh diri lantaran depresi setelah satu tahun lebih menjalani hukum kebiri kimia.

Hal ini tidak bisa dipungkiri sebab selama satu tahun Turing harus menerima suntikan hormon estrogen sintetik yang merubah metabolisme kimia dalam tubuhnya.

Tak hanya merubah metabolisme hormon secara kimiawi, hormon estrogen sintetik yang disuntikkan kedalam tubuh Turing diketahui membuat pria jenius tersebut mengalami impotensi.

Lalu apakah hukum kebiri kimia memiliki efek yang cukup mengerikan bagi tubuh penerimanya?

Dilansir Sosok.ID dari makalah ilmiah berjudul 'Chemical Castration for Sexual Offenders: Physicians Views' milik Joo Yong Lee dan Kang Sung Cho yang terbit tahun 2013, kebiri kimia memilik beragam efek bagi tubuh penerimanya.

Baca Juga: Temui Katie Bouman, Ilmuwan Jenius di Balik Gambar Pertama Lubang Hitam

Mulai dari perubahan metabolisme hormon, penyakit akut, penurunan kemampuan reproduksi hingga kesehatan mental bisa terjadi sebagai efek samping kebiri kimia.

Salah satunya yang paling kerap terjadi adalah efek samping depresi.

Kebiri kimia memang kerap kali dianggap sebagai salah satu metode terampuh untuk menghentikan pelaku kejahatan seksual.

Tapi bukan berarti kebiri kimia adalah satu-satunya solusi hukum yang bisa ditawarkan.

Melihat efek sampingnya yang cukup parah, kebiri kimia menjadi dilema bagi dunia kesehatan karena dianggap tidak adil dan manusiawi bagi penerimanya.

Baca Juga: Kode Rahasia Harta Karun Kekaisaran Tsar Rusia Berhasil Dipecahkan oleh Pemuda Jenius, Apa Saja Isinya?

Sampai detik ini, masalah hukum kebiri kimia bagi para pelaku kejahatan seksual pun masih menjadi pertimbangan dan perbincangan di dunia hukum.(Tata Lugas Nastiti)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judulCerita Tragis Alan Turing, si Jenius Pemecah Kode yang Pilih Bunuh Diri Usai Dipaksa Hukum Kebiri Gara-gara Kelainan Seksual

Artikel Terkait