Find Us On Social Media :

Mengenang Kartunis Dwi Koen ‘Panji Koming’; Sampaikan Kritik pada Penguasa Melalui Humor yang Menggugat

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 22 Agustus 2019 | 21:00 WIB

Kartunis Dwi Koendoro dan Panji Koming, kartun ciptaannya.

Intisari-Online.com – Dunia kartunis sedang berduka. Tadi pagi (22/8) sekitar pukul 03.14 WIB, Dwi Koendoro, dipanggil menghadap Sang Khalik.

Anda mungkin tidak mengenalnya? Tapi, Anda pasti mengenal sosok Panji Koming, kartun ciptaannya yang selalu hadir di harian Kompas Minggu, inilah karya Dwi Koendoro, yang sampai sekarang masih kita nikmati.

Seperti apa sih sosok Dwi Koen, sapaan Dwi Koendoro, yang kartunnya selalu mencerminkan kritikan terhadap penguasa itu?

Mari kita simak dari tulisan Seno Gumira Ajidarma berikut ini yang pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 2007, dengan judul asli Dunia Para Kartunis: Dwi Koen, Humor yang Menggugat, Panji Koming Semula Hanya Sambilan.

Baca Juga: GM Sudarta: Menjadi Kartunis Itu Sering Terjebak dalam Kepahitan Hidup

Apakah sumbangan seorang kartunis itu hanya dagelan? Sebetulnya, meski kelihatannya hanya untuk memancing tawa, kartun yang mana pun, sekadar humor maupun karikatur politik, memiliki dimensi serius.

Bukan sekadar karena dalam teks apa pun terdapat konotasi ideologis, tetapi juga karena setiap gelak tawa dapat ditafsirkan sebagai pelecehan.

Padahal, terhadap pelecehan, siapa pun bisa menjadi sensitif. Humor ternyata potensial dalam mengundang bahaya!

Sekali lagi, ini berarti profesi seorang kartunis sebetulnya merupakan profesi riskan, yang juga berarti harus dihargai lebih dari sekadar tukang melucu.

Baca Juga: 15-an Kartunis Seluruh Dunia Mengilustrasikan Perasaan tentang Donald Trump yang Jadi Presiden AS

Apalagi jika seorang kartunis memang telah memilih untuk tidak sekadar melucu melainkan  juga bersikap kntis.

Nah, kritis kepada siapa? Selain kepada penguasa, yakni pemerintah yang mewakili negara; juga kepada masyarakat yang boleh dianggap mewakili bangsa.