Penulis
Intisari-Online.com - Seorang bocah bernama RMY (11) asal Cianjur, Jawa Barat memiliki kebiasaan tak lazim, yakni kerap berburu binatang di sekitar rumahnya untuk diajak bermain hingga binatang itu mati dicekik atau digigitnya.
Selain kodok, anak ayam, bebek dan kucing, ia juga pernah beberapa kali kedapatan sedang bermain-main dengan seekor ular yang ditemukannya di sawah sampai ular itu mati.
Dikutip dari Kompas.com, ibu kandung RMY, Cucu, mengatakan kebiasaan anaknya menganiaya biantang mulai terlihat sejak ia berusia enam tahun.
Cucu mengaku pasrah dengan kondisi anaknya, karena sudah beberapa kali berobat, namun bukannya sembuh malah perilakunya semakin menjadi-jadi.
Baca Juga: Miliki Kebiasaan Aneh Gigit Ular Sampai Mati, Tim Medis Ungkap Penyakit yang Diidap Rizki Sebenarnya
Cucu juga sampai merasa tidak enak hati pada tetangganya karena beberapa tetangga yang kehilangan hewan peliharaan mereka, ternyata dicekik dan dibanting oleh anaknya.
Kasie Trantibum dan Kesra Kecamatan Sukaluyu, Nandi Rohendi mengatakan, aparat setempat sengaja datang ke rumahnya RMY untuk melihat langsung kondisinya setelah kebiasaan tak lazimnya itu terekspos ke publik.Nandi melihat RMY butuh penanganan medis maupun non-medis (psikis) sesegera mungkin. Terlebih, informasi dari ibunya mengindikasikan jika anak tersebut punya kelainan.
Memerhatikan perilaku sehari-hari anak sangat penting untuk dilakukan oleh para orang tua, terutama anak yang memiliki kebiasaan tak lazim seperti RMY.
Baca Juga: Gambar Mengerikan Anjing Seperti Kerangka Hidup Setelah Pemiliknya Alami Hal Ini
Sebab, tak hanya bisa mengetahui perilaku mana yang perlu diperbaiki, perilaku-perilaku anak juga bisa menjadi cerminan seperti apa karakternya ketika dewasa.
Apalagi, ada beberapa perilaku anak yang ternyata bisa menjadi pertanda sang anak akan menjadi psikopat ketika dewasa kelak.
Berikut ini tanda-tanda yang dimaksud, yang bisa Anda lihat sejak anak Anda berusia tiga tahun atau lebih.
1. Suka menyiksa binatang
Saat Anda memberi tahu anak Anda cara memperlakukan binatang dengan baik dan tidak boleh menyakiti mereka dan anak Anda tidak menurutinya, Anda patut cemas.
Baca Juga: Diam-diam Jalani Operasi Pembesaran Payudara, Wanita Muda Ini Meninggal di Tengah Operasi
Menyiksa binatang adalah satu cara untuk para psikopat melampiaskan hasratnya, dan itu bisa berubah menjadi menyiksa orang lain seiring bertambahnya usia.
Lihatlah foto di bawah ini, masa kecil seorang pembunuh berantai yang membunuh 15 orang. Lihat caranya memegang anak kucing itu!
2. Suka membakar sesuatu
Pyromania, atau rasa senang saat membakar suatu barang adalah cara lain untuk menunjukkan kemarahan dan pembangkangan.
Ini bukanlah hal yang wajar jika terjadi pada anak-anak.
3. Pelanggaran aturan
Anak-anak dengan ciri psikopat mengerti aturan, tapi lebih suka melanggarnya.
Dengan melanggar peraturan, mereka mendapat kegembiraan dan sensasi adrenalin.
Hal yang sama juga berlaku saat mereka mencuri sesuatu.
4. Berbohong tanpa penyesalan
Seorang anak yang berbohong lalu meminta maaf dan menyesali perbuatannya adalah hal yang wajar.
Namun, anak dengan ciri-ciri psikopat akan berbohong dan tidak akan menyesalinya.
Mereka hanya menyukai proses berbohong itu dan akan terus melakukannya.
5. Suka membullydan mengintimidasi
Anak yang suka mengganggu orang lain dan mengintimidasi temannya harus mendapat perlakuan khusus dari Anda sebagai orangtua.
Mereka suka mempermalukan orang lain hanya karena menikmatinya.
6. Tidak peka
Anak-anak dengan ciri-ciri psikopat tidak menunjukkan rasa takut semudah teman sebayanya, mereka tidak merasakan stres pada tingkat yang sama.
Mereka tidak tahu apa itu kasih sayang. Mereka tidak menunjukkan tingkat emosi yang wajar.
Menurut Heather Irvin, seorang psikolog senior, psikopat tidak tidak muncul begitu saja.
Psikopat terbentuk dari sebuah proses panjang yang dimulai sejak anak-anak.
Saat usia anak kurang dari 5 tahun, itulah saat yang tepat untuk menanamkan nilai moral sosial dan kasih sayang.
Sebagai orangtua, Anda memiliki tanggung jawab besar bukan hanya untuk kesehatan anak, tapi juga cara mereka melihat dunia.
Jika anak Anda terlihat memiliki satu atau beberapa sikap yang telah disebutkan di atas, sebaiknya konsultasi dengan psikolog untuk menekan tingkat emosi anak supaya lebih stabil.
(Aulia Dian Permata)