Penulis
Intisari-Online.com – Sudah banyak ditemui di rumah-rumah pemakaian mesin cuci untuk meringankan pekerjaan rumah tangga dalam hal cuci-mencuci.
Tetap saja, kita perlu perhatikan banyak hal. Seperti kecepatan putaran mesin cuci, suhu air, pemisahan pakaian tertentu ketika mencuci, dan lainnya.
Ini karena jika dilakukan sembarangan, kita berpotensi merusak mesin cuci dan juga barang yang dimasukkan ke dalamnya.
Demikian halnya saat pemilihan deterjen. Lalu, deterjen mana yang sebaiknya kita pilih, deterjen bubuk atau cair?
Berikut ini beberapa pertimbangannya:
1. Harga
Seperti dilansir dari Reader's Digest, harga deterjen bubuk yang lebih murah memang kerap menjadi faktor banyak orang lebih memilih deterjen bubuk.
Mengapa deterjen bubuk lebih murah? Sebab, menurut manager of application and technical service Pilot Chemical, Shoaib Arif, untuk membuat deterjen cair diperlukan lebih banyak bahan kimia.
2. Jenis noda
Surfaktan dalam deterjen bubuk satu tingkat dengan alkylbenzene sulfonate, yang sangat efektif untuk noda-noda luar ruangan, seperti lumpur, tanah atau rumput.
Sementara kebanyakan deterjen cair mengandung alcohol ethoxylates yang efektif untuk menghilangkan noda minyak.
Sehingga jika kamu ingin mengilangkan noda luar ruangan, deterjen bubuk adalah pilihan yang lebih tepat.
Baca Juga: Bukan dengan Deterjen, Wanita Ini Bagikan Trik Ampuh Hilangkan Noda Minyak Hanya dengan Minuman Ini
3. Kepraktisan
Kemudahan ketika menuangkannya ke dalam mesin cuci juga menjadi pertimbangn lainnya.
Deterjen cair cenderung lebih mudah dituangkan ketimbang harus mengambil beberapa sendok deterjen bubuk dan memasukkannya ke dalam mesin cuci.
Sebab jika tidak terbiasa menuangkan deterjen bubuk, serbuknya bisa saja mengotori area sekitar mesin cuci.
Baca Juga: Berawal dari Coba-coba, Laki-laki China Ini Meminum Setengah Botol Deterjen Cair Setiap Hari
Selain itu, kemasan besar deterjen bubuk biasanya lebih berat, sulit dibawa-bawa dan mudah robek, terutama jika dalam keadaan basah.
4. Berkelanjutan
Faktor keberlanjutan atau kelestarian lingkungan kini menjadi pertimbangan banyak orang dalam membeli produk. Begitu pula dalam membeli deterjen.
Jika kamu salah satunya, deterjen cair banyak menggunakan kemasan plastik. Sementara itu, ada beberapa deterjen bubuk yang kemasannya menggunakan kertas karton.
Baca Juga: Bukan Hanya Deterjen, Nanti Cat Mobil pun Anti Noda
Kebanyakan plastik kemasan saat ini belum bisa didaur ulang sepenuhnya. Akibatnya, membeli produk dengan kemasan plastik sama dengan menyumbang lebih banyak sampah plastik.
Selain itu, karena mengandung banyak air, deterjen cair lebih berat untuk diangkut sehingga menghasilkan lebih banyak gas ke atmosfer.
5. Ketahanan
Bahan pembersih deterjen bubuk cenderung lebih stabil daripada cair, sehingga bahan pembersih mereka bertahan lebih lama.
Sementara bahan pembersih pada deterjen cair kehilangan kekuatannya ketika bercampur dengan air.
Jika kamu adalah tipe orang yang lebih suka beli dalam kemasan besar, deterjen bubuk adalah opsi yang lebih baik karena lebih awet untuk disimpan.
6. Tingkat bercampur dengan air
Deterjen bubuk cenderung lebih sulit bercampur dengan suhu air. Beberapa merek bahkan tidak larut dengan air dingin.
Baca Juga: Jangan Pernah Campur Detergen dan Pemutih Saat Mencuci, Karena Hal Mengerikan Ini Bisa Terjadi
Jika kamu memiliki banyak pakaian yang hanya bisa dicuci dengan air dingin atau memang lebih sering mencuci dengan air dingin, maka deterjen bubuk menjadi masalah.
Mencuci dengan air dingin dan deterjen bubuk membutuhkan waktu mencuci lebih karena bubuk deterjen yang tidak larut berpotensi meninggalkan residu pada pakaian.
Sementara deterjen cair bekerja sangat baik dengan berbagai suhu air. Ketika menggunakannya, pakaian tidak akan mudah menyusut atau pudar.
7. Keduanya bisa berbahaya bagi mesin cuci
Deterjen bubuk yang tidak larut bisa terselip ke sistem drainase dan menyumbat saluran. Di sisi lain, analisa Consumer Reports menemukan bahwa penutup kemasan deterjen cair jarang memiliki pengukuran yang jelas, sehingga konsumen sering menggunakannya terlalu banyak.
Konsumen juga lebih sulit untuk menentukan berapa banyak deterjen cair yang dibutuhkan untuk jumlah cucian tertentu.
Kelebihan busa bisa menyebabkan beberapa masalah, seperti siklus pembilasan yang lebih panjang.
Jadi, ingatlah jika pakaian yang dicuci kotor, bau dan banyak noda, memberi lebih banyak deterjen bukan merupakan solusi yang baik.
Baca Juga: Mencuci dengan Mesin Cuci Tak Selalu Bersih? Coba Lakukan Trik Ini Pada Mesin Cuci Anda
Sebab jika deterjen tersebut berbusa setelah siklus pencucian, pakaianmu tidak akan menjadi bersih. (Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Deterjen Cair dan Bubuk, Mana Lebih Baik?"