Find Us On Social Media :

74 Tahun Serangan Bom Atom Nagasaki: Charles W Sweeney, Pilot yang Nyaris Gagal Jatuhkan Bom Atom di Nagasaki Karena Kehabisan Bahan Bakar

By Tatik Ariyani, Jumat, 9 Agustus 2019 | 09:30 WIB

Charles W Sweeney

Intisari-Online.com - Hari ini, Jumat (9/8/2018) adalah 74 tahun pasca jatuhnya bom atom di kota Nagasaki, Jepang yang meluluhlantakkan segala sesuatu yang ada di sana.

Sebelum bom atom tersebut dijatuhkan di kota Nagasaki, ternyata pilot yang bertugas menjatuhkan bom tersebut nyaris gagal salah satunya disebabkan kehabisan bahan bakar.

Ialah Brigjen Charles W Sweeney yang merupakan manusia istimewa di AS.

Sweeney lahir di Lowell, Massachussets pada tahun 1919. Ia lulus dari North Quincy High School pada 1937.

Setelah lulus dari SMA, ia mengikuti kelas malam di Universitas Boston dan Universitas Purdue.

Charles Sweeney kemudian bergabung dengan Army Air Corps sebagai kadet penerbang pada 28 April 1941.

Baca Juga: 74 Tahun Tragedi Serangan Bom Atom di Hiroshima, Mengapa AS Melakukannya?

Menerima tugas sebagai pilot pada Desember 1941, Letnan Sweeney menghabiskan dua tahun penugasannya di Pangkalan Udara (Lanud) Jefferson Proving Grounds Ind.

Dari sini pada 1943 Sweeney yang sudah menjadi kapten pindah ke Lanud Eglin, Florida. Dia bertugas sebagai perwira operasi dan pilot uji.

Tahun 1944, ia naik pangkat menjadi mayor di AD AS. Saat itu ia bertugas sebagai instruktur pilot B-29 di Grand Island, Nebraska.

Kemudian di tahun yang sama, Sweeney ditugaskan di Wendover Field, Utah dan di sinilah ia mulai bekerja di proyek “Silverplate”, kode program pelatihan pilot dan awak untuk misi atom PD II mendatang.

Baca Juga: Jangan Asal Ikuti Tren, Ini Trik Buat Para Pria Memililh Baju Sesuai Bentuk Tubuh

 

Pada 4 Mei 1945, di usia 25 dengan pangkat mayor, Sweeney menjadi Komandan Skadron Bombardemen ke-393, sebuah unit B-29 yang tujuh minggu kemudian terbang ke pangkalan di Tinian, Mariana Islands.

Tanggal 6 Agustus, Sweeney menjadi pilot B-29 yang mendampingi pesawat legendaris “Enola Gay” yang dipiloti sahabat Sweeney, Paul Tibbets.

Pesawat B-29 yang diterbangkan Sweeney bertugas mengintai dan mengambil gambar.

Dalam misi tersebut, Enola Gay berhasil menjatuhkan bom atom di Hiroshima.

Baca Juga: Mau Tetap Bugar dan Sehat di Usia 40 Tahun? Simak Tips dan Triknya Ini, Salah Satunya Makan Lebih Banyak Protein

Namun Jepang tidak langsung menyerah. Misi pengeboman kedua pun dijalankan.

Kali ini Sweeney ditunjuk menjadi pilot pesawat pengebom dengan sasaran Nagasaki.

Pada serangan kedua ini Sweeney ternyata tidak hanya mendapat masalah cuaca tapi juga masalah mekanis yang menyebabkan Sweeney kehabisan bahan bakar.

Ia kemudian terpaksa memompa bahan bakar ke mesinnya dari tanki khusus anjungan bom.

 

Berkat latihan khusus bagaimana memadatkan rute hingga bisa memanfaatkan bahan bakar yang tersedia. Sweeney berhasil mempertahankan pesawat.

Baca Juga: Jadi Kebiasaan, Siapa Sangka Sering Gunakan Ponsel Saat Buang Air Besar Ternyata Bisa Picu Penyakit Ini

Meskipun mengalami insiden, Sweeney berhasil merampungkan misi tanggal 9 Agustus 1945 tersebut.

Melalui celah di antara formasi awan tebal, bom atom berkekuatan 10.000 pon “Fat Man” yang mematikan dijatuhkan, menghancurkan 60 persen Nagasaki.

Kedua misi bersejarah di bulan Agustus 1945 secara efektif mengakhiri perang terhadapJepang sekaligus mengakhiri PD II.

Pada November 1945, Sweeney dan Skadron Bombardemen ke-393 kembali ke Lanud Roswell, New Mexico.

Baca Juga: Masih Penasaran dengan Kisah Asmara 'Terlarang' Pangeran Charles dan Camilla Parker? Ini Dia Kisahnya!

Misinya di Roswell untuk melatih awak udara untuk misi bom atom ketiga. Eksperimen di masa damai bertempat di Bikini.

Hanya beberapa bulan kemudian pada 28 Juni 1946, ia dilepaskan dari tugas aktif dengan pangkat Letkol.

Sweeney yang sudah berpangkat kolonel pada 21 Februari 1956 ditunjuk menjadi komandan wing oleh Gubernur Christian A.Herter.

Juga ditahun 1956, unit tersebut kembali ditunjuk sebagai Wing Pertahanan Udara ke-102, dan pada 6 April 1956. Sweeney menerima promosi sebagai brigadir jenderal.

Baca Juga: Seorang Anak Kembalikan Dompet Berisi Uang Rp900 Ribu, Pemiliki Menangis Terharu Sambil Ucapkan Hal Ini

Sweeney adalah seorang komandan pilot dengan lebih dari 5.000 jam terbang militer dan ia adalah pemegang penghargaan elit Silver Star, National Defense Medal, American Theater Service Medal, Asiatic Pasific Service Medal dengan dua bintang perunggu.

Penghargaan lainnya adalah World War II Victory Medal, Occupation of Japan Medal, National Defense Service Medal, Armed Forces Reserve Medal, Air Force Longevity Medal dan Massachussets Military Service Medal.

Dengan banyak penghargaan itu Sweeney betul-betul menjadi manusia istimewa dan langka di AS.

Sweeney meninggal dunia pada 18 Juli 2004 di usia 84 tahun. 

(Ade Sulaeman)