Find Us On Social Media :

Bukan Disembelih, Pendagang Daging Anjing Mengaku Lakukan Hal Ini Sebelum Mengeksekusinya

By Afif Khoirul M, Selasa, 6 Agustus 2019 | 08:30 WIB

Menelusuri Bisnis Daging Anjing di Jateng : Sehari Sekitar 800 Ekor Anjing Dikonsumsi

 

 

Menurutnya, anjing yang dimatikan itu tentu saja anjing khusus konsumsi.

Bukan anjing peliharaan seperti pitbul, herder, pudel dan sebagainya.

Ketika ditanya bahaya penyakit rabies yang bisa saja menyerangnya saat menangani anjing, dia menanggapinya agak cuek.

"Lha wong sudah kayak gini dari dulu, mau kerja apa lagi?" ucapnya.

Meskipun demikian, dia tetap memilah dan memilih anjing yang hendak diolah.

Jika dari tampak fisik, anjing sudah kelihatan tidak sehat, kucel, dan kotor dia pun enggan membeli atau menerimanya dari pengepul.

Dia juga mempunyai warung masakan daging anjing di sekitar Terminal Tirtonadi Solo.

800 ekor anjing per hari

Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah, dalam sehari ada sekitar 800 ekor anjing yang diolah dan disajikan dagingnya di provinsi ini.

Kemudian, ada ratusan penjual kuliner daging anjing.

Dari jumlah itu, yang mendapatkan pasokan anjing terbesar di Jateng yakni di daerah Solo Raya.

Kepala Disnakkeswan Jateng, Lalu M Syafriadi, mengatakan semua anjing yang masuk berasal dari luar provinsi.

Semisal dari Jawa Barat dan Bali.

"Daerah-daerah tersebut belum bebas penyakit rabies. Sehingga, kasus rabies berpotensi terjadi di Jateng, padahal Jateng sudah bebas rabies," kata Lalu.

Menurutnya, penyakit rabies bisa ditularkan dari anjing ke manusia melalui air liur dan gigitan.

Masyarakat pengolah daging anjing lah yang rentan terhadap penyakit mematikan ini.

Karena itu, kata dia, perlu ada upaya khusus supaya anjing yang dibawa masuk ke Jateng tidak menularkan penyakit seperti rabies.

Pihaknya juga mendukung penuh pemerintah kabupaten atau kota yang menegakkan peraturan pelarangan penjualan daging anjing.

Bahkan disebutkan, ada ancaman bui selama dua tahun jika melanggar.

Baca Juga: Google Maps Tangkap Desa Menyeramkan yang Penduduknya Diganti Boneka