Google Maps Tangkap Desa Menyeramkan yang Penduduknya Diganti Boneka

Mentari DP

Penulis

Foto menyeramkan yang ada di Google Maps tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Salah satunya di Jepang.

Intisari-Online.Com -Beberapa waktu lalu media sosial di Indonesia diramaikan dengan penampakan pocong bermata merah yang masuk database Google Maps.

Ternyata foto menyeramkan yang ada di Google Mapstak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Salah satunya di Jepang.

Melansir Lad Bible, ada sebuah penampakan foto sebuah desa yang janggal dari Google Maps.

Foto yang muncul merupakan penampakan dari Desa Nagoro di Jepang.

Baca Juga: Viral Penampakan Pocong Bermata Merah di Google Maps, Pemotret Akhirnya Beri Penjelasan

Sekilas, itu hanya seperti sebuah desa yang sepi penduduk dan terlihat lengang.

Namun jika diperhatikan, ada beberapa sosok-sosok yang berpakaian lengkap dan berwajah pucat, tapi mereka bukanlah manusia.

Benda-benda itu ternyata adalah boneka-boneka yang menghuni Desa Nagoro.

Meski terdengar ganjil, ada kisah di balik banyaknya boneka yang menghuni desa tersebut.

Di Desa Nagoro, Jepang, tiap orang yang meninggal akan mendapatkan boneka seukurantubuhnya yang kemudian diletakkan di bagian desa tersebut yang dianggap mungkin mendiang akan berada di sana.

Sebenarnya tradisi ini terdengar manis, tapi juga menyeramkan di saat bersamaan.

Dilaporkan tradisi 'mengganti' manusia dengan boneka itu dilakukan ketika seseorang bernama Tsukimi Ayano kembali ke desa itu.

Itu merupakan sebuah desa kecil dan sebagian besar penduduknya pergi untuk mencari pekerjaan.

Baca Juga: Suka dan Duka Para Prajurit TNI yang ‘Berperang’ Melawan Kebakaran Hutan, Makan Seadanya dan Sulit Berkomunikasi dengan Keluarganya

Selain itu banyak juga penduduk desa yang baru saja meninggal dan membuat Ayano kesepian.

Untuk mengisi kekosongan, dia mulai mengisi desa dengan boneka. Masing-masing akan mewakili seseorang yang dia kenal.

Bahkan ia membuat boneka seorang guru di sekolah tua lengkap dengan puluhan siswa yang sudah meninggal.

Terlihat seolah-olah mereka tak sabar menunggu kelas dimulai.

Ide itu muncul ketika Tsukimi bekerja sendirian di kebunnya saat ia mengenang kembali saat-saat dengan almarhum ayahnya.

Dia mulai mengumpulkan jerami dan menciptakan boneka di ingatannya. Dia kemudian terus membuat sisa keluarganya.

Baca Juga: Belum Selesai Masalah Listrik Padam, Penduduk Pulau Jawa Juga Terancam Kehabisan Air di tahun 2040

Lima belas tahun kemudian, pekerjaannya berlanjut, dengan lebih dari 350 boneka tinggal di Nagoro sejauh ini.

Bahkan, ada lebih banyak boneka di sana sekarang daripada penduduk.

Dia menempatkan setiap boneka di tempat yang akan melambangkan orang itu.

Beberapa bekerja di ladang, yang lain memancing di tepi sungai, beberapa hanya duduk di pinggir jalan menunggu siapa saja yang kebetulan menemukan desa mereka yang terlupakan.

Dalam sebuah film dokumenter tentang 'Valley of Dolls', Tsukimi mengungkapkan bahwa dia telah membuat boneka sesuai dengan citra dirinya sendiri.

Dia berkata, "Sekarang sedang tidur siang", memperlihatkan boneka dirinya yang memejamkan mata.

Baca Juga: Presiden Jokowi Marah dan Langsung Pergi Usai Dengar Penjelasan Plt Dirut PLN Soal Mati Lampu di Jakarta dan Sekitarnya

Artikel Terkait