Penulis
Intisari-Online.Com -"Mukaterbelah, jari putus," adalah percakapan seorang remaja melalui grup obrolan WhatsApp yang dibagikan di media sosial.
Dalam percakapan itu dia mengklaim ibunya dirawat di unit perawatan intensif (ICU) sebuah rumah sakit setelah ditikam oleh seorang pria yang diduga ayah tirinya.
Isi percakapan itu akhirnya menyebar, netizen tergerak untuk membantu menemukan tersangka.
Melansir mStar, Minggu (4/8/2019), pemuda yang mengaku ibunya tengah terluka itu bernama Afiq Afifi Azman.
Remaja itu mengatakan insiden tersebut terjadi pada Jumat (2/8/2019) dinihari di rumah ibunya di Sepang, Selangor.
laki-laki 19 tahun itu mengatakan ayah tirinya yang berusia 50 tahun dan bekerja di sebuah pasar grosir Selangor di Seri Kembanganjuga menghajarnya.
Ia mengaku mendapat tinju di wajahnya dalam pelukan ibunya saat perkelahian.
"Saya diberitahu tentang kejadian itu sekitar jam 1.45 pagi pada hari Jumat. Sang ibu ditikam di wajah dan tangan dengan jari-jarinya hampir putus.
"Semuanya dimulai setelah pertengkaran terjadi di antara mereka, dan ayah tiriku kemudian lari dengan sepeda motor," katanya.
Afiq, yang tidak terlalu dekat dengan ayah tirinya mengatakan ibunya beberapa kali membagikan status yang menunjukkan kesedihannya melalui WhatsApp dan Facebook.
'Semoga aku melanjutkan dengan roh yang tersisa. Alhamdulillah setetes air mataku tidak tumpah ke bumi... Langkah akhir menuju akhir usia. Kita tidak tahu berapa lama akan sampai kepada Sang Pencipta..'bunyi penggalan ungkapan kesedihan ibunda Afiq.
Namun, Afiq yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara itu belum mengetahui penyebab pertengkaran mereka.
Ia mengatakan insiden terjadi di kamar ibunya. Kakak dan saudaranya yang tinggal di rumah yang sama hanya menyadari masalah itu ketika mendengar teriakan ibu.
Saat ini ibunya masih dirawat dan mengalami trauma.
"Dia masih sangat sakit dan dirawat di Rumah Sakit Putrajaya. Dia berjuang untuk berbicara dan masih trauma dengan insiden itu.
"Yang saya tahu adalah dia harus berjuang untuk mempertahankan diri dalam pertarungan. Ayah tirinya memukulnya dengan parang beberapa kali," ujar Afiq.
Afiq mengatakan meski ia dan ibunya dekat, sang ibu tak suka berbagi masalah dengan anak-anaknya. Saat itu ibunya hanya mengatakan mungkin ia sudah mati kehabisan darah jika tak keluar kamar.
"Bagaimanapun, ibu memberitahu mengenai detik-detik yang cemas saat upaya penyelamatan pada hari kejadian.
"Dia bilang, dia mungkin mati jika dia tidak lari keluar kamar untuk selamatkan diri, sebab akan lebih buruk. Saya sedih lihat keadaan ibu. Kepalanya cedera, wajah terbelah, jari tangan hampir putus," tambahnya.
Sementara laporan telah diajukan oleh pamannya ke Markas Besar Kepolisian Distrik Sepang dan masih dalam penyelidikan, Afiq berkata berharap ayahnya mendapat hukuman yang sesuai.
"Saya tidak punya dendam dengan ayah tiri, tapi saya berharap dia mendapat hukuman yang adil," kata Afiq.