Find Us On Social Media :

Bukannya Pemalas, Dokter-dokter di Negara Ini Jarang Resepkan Obat untuk Pasien, Ternyata Ini Alasannya

By Nieko Octavi Septiana, Sabtu, 3 Agustus 2019 | 20:00 WIB

Ilustrasi dokter menulis resep obat

Baca Juga: Bukannya Langsung ke Dokter, Pria Ini Malah Pergi Ke Bar dan Minum-minum Setelah Digigit Hiu, Alasannya Konyol

Pemberian obat-obatan tersebut pun harus dipastikan khusus untuk anak-anak serta tepat dosis.

"Anak-anak harus mengunjungi dokter jika mereka tidak dapat mengonsumsi cairan (obat batuk), tampak dehidrasi atau lesu, mengalami kesulitan bernapas, mengalami demam yang bertahan selama beberapa hari, atau jika ada masalah lain," kata Horton seperti dilansir Reuters, Selasa (30/7/2019).

Rekomendasi terhadap penggunaan obat batuk dan pilek pada anak-anak telah menjadi semakin umum sejak 2008, ketika Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyarankan agar tidak memberikan obat batuk dan pilek bebas untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun.

Segera setelah itu, pembuat obat menyarankan untuk melarang obat flu dan batuk untuk anak di bawah usia 4 tahun. Sementara American Academy of Pediatrics merekomendasikan obat ini untuk anak di bawah usia 6 tahun.

Untuk melihat bagaimana rekomendasi ini memengaruhi kebiasaan resep dokter, para peneliti memeriksa data yang mewakili 3,1 miliar kunjungan anak selama 14 tahun, dari 2002 hingga 2015.

Mereka melihat resep obat batuk dan pilek dengan dan tanpa opioid serta antihistamin. Penelitian menemukan, dibandingkan dengan 2002 hingga 2008, periode sebelum rekomendasi terhadap penggunaan, pada 2009 hingga 2015 resep untuk obat batuk dan pilek non-opioid turun 70% untuk anak di bawah 2 tahun.