Dikira Rambut yang Tumbuh ke Dalam, Pemuda Ini Terpukul Mengetahui Itu Adalah Kanker yang Tak Tersembuhkan

Tatik Ariyani

Penulis

Michael ketakutan ketika dokter mulai mengeksplorasi kemungkinan amputasi, tetapi operasi akhirnya dikesampingkan oleh seorang ahli bedah ortopedi.

Intisari-Online.com - Pemuda ini terkejut mengetahui bahwa rambut tumbuh ke dalam yang berada di kakinya ternyata kanker.

Dilansir dari Mirror.co.uk, Jumat (2/8/2019), pemuda bernama Michael Croteau asal Texas, Amerika ini awalnya merasakan sakit otot lutut kanan.

Tidak sampai tiga bulan ada benjolan yang terus tumbuh di pahanya.

Infeksi itu terlihat pada April 2018, ibunya pun merekomendasikan agar sebaiknya diperiksakan saja ke dokter kulit.

Baca Juga: Kisah Abu Azrael, 'Malaikat Pencabut Nyawa Berkapak' yang Ditakuti ISIS Namun Dicintai Warga Irak dan Iran

Pemuda berusia 21 tahun itu berkata: "Saya melihat ada benjolan di bagian luar paha kanan saya. Saya juga merasakan ada rasa tertekan di bawah kulit."

Benjolan itu pun mulai berubah warna, dan dia mengira itu adalah kasus rambut yang tumbuh ke dalam.

Namun saat dikorek-korek tidak ada rambut sama sekali dan justru memunculkan infeksi.

Michael Croteau pun pergi ke dokter kulit pertamanya pada bulan Maret dan dokter mengungkap bahwa itu merupakan kanker.

Baca Juga: Gempa 7,4 Terjang Barat Daya Banten : Rupanya Gempa Bisa Diprediksi Melalui Perilaku Hewan Seperti Berikut Ini

"Kami benar-benar tertarik untuk pendapat kedua," lanjut Michael.

“Dokter kulit kedua merujuk kami ke Dallas, di mana mereka memiliki spesialis sarkoma.

"Mereka memberi tahu saya jenis kanker apa itu dan ini merupakan kasus yang sangat jarang terjadi."

Michael ketakutan ketika dokter mulai mengeksplorasi kemungkinan amputasi, tetapi operasi akhirnya dikesampingkan oleh seorang ahli bedah ortopedi.

Dokter di MD Anderson Cancer Center Houston memutuskan untuk mengobati tumor Michael dengan obat kemoterapi oral eksperimental.

Tak hanya itu, dia juga menjalani kursus terapi radiasi pada paha ini untuk mengelola rasa sakit.

Baca Juga: Gempa Banten Picu Viralnya Kabar tentang Sesar Baribis, 'Neraka' di Bawah Perut Bumi Jakarta, Gempa Besar 1699 Diduga Jadi 'Buktinya'

Sementara kanker Michael saat ini tidak dapat disembuhkan, tujuan dari perawatan kemoterapi adalah untuk menghentikan pertumbuhan tumornya.

Michael mengatakan: “Sarkoma umumnya tumbuh lambat dan ada risiko kecil menyebar seperti api. Itu tidak terlalu agresif."

Pilihannya hanya amputasi dari pinggul ke bawah, atau hanya untuk memantaunya dan berharap itu tidak tumbuh atau menyebar karena tidak ada obatnya.

Baca Juga: Kebenaran Mengerikan di Balik Temuan 10 Ton Mayat Manusia yang Menggemparkan Dunia, Ada Bagian Tubuh yang Dijahit Sesuka Hati

Mereka pun memilih untuk memantaunya saja.

Ibu Michael, Susan, mengatakan kurangnya penelitian tentang kanker membuat putranya hancur.

Mereka tidak tahu akan seperti apa penyakit ini berkembang.

Susan berkata, "Saat ini Michael menerima perawatan paliatif. Sungguh menyedihkan mendengar tidak ada obat untuk putra Anda yang berusia 20 tahun yang baru lulus sekolah menengah.

"Saat ini mereka sedang memantau flek di paru-parunya. Tetapi dia akan selalu hidup dengan kanker yang merupakan bagian terberat bagi keluarga kami."

Baca Juga: Gadis 11 Tahun Meregang Nyawa Setelah Sikat Gigi, Peringatan untuk Orang Tua!

Karena kasus kanker jenis ini sangat langka, maka tidak banyak penelitian yang dilakukan tentang itu.

Lebih dari setahun setelah didiagnosis, Michael merasa lega karena tumornya tidak menjadi lebih besar, tetapi dia tetap mengkhawatirkan masa depan.

Dokternya juga memperhatikan dua bintik kecil di paru-parunya, yang saat ini terlalu kecil untuk biopsi.

Michael berkata: “Tujuannya adalah untuk hidup normal selama yang saya bisa.

Baca Juga: Kisah Jennifer Pan, 'Anak Emas' yang Habisi Nyawa Orangtuanya Secara Sadis Karena Muak Selalu Dituntut untuk Berprestasi

“Tumor saya tetap sama. Mereka tidak menjadi lebih kecil tetapi mereka juga tidak menjadi lebih besar.

“Sangat sulit untuk mengatakan apa yang akan terjadi karena tidak banyak penelitian mengenai jenis kanker saya."

Baca Juga: Gempa Banten: Riset Tunjukkan Adanya Potensi Gempa Besar di Pulau Jawa, Jakarta Jadi Sorotan Utama

Artikel Terkait