Find Us On Social Media :

Gagal Penuhi Janji Kampanye, Walikota Ini Diarak Warga Pakai Gaun Wanita Keliling Kota

By Nieko Octavi Septiana, Sabtu, 3 Agustus 2019 | 13:30 WIB

Walikota di Meksiko diarak dengan gaun wanita karena gagal tetapi janji kampanye.

Intisari-Online.com - Calon-calon yang bersaing mendapat kursi pejabat akan melakukan banyak hal untuk merebut hati masyarakat.

Biasanya para calon petinggi itu akan membuat sederet 'janji manis' yang pastinya menggiurkan jika masyarakat bisa mendapatnya.

Namun bukan rahasia umum lagi jika terkadang saat sudah berhasil meraih posisi tersebut, janji yang pernah terucap menjadi hilang jejak.

Hal itu bisa terjadi karena memang keadaan yang tak memungkinkan hingga kemungkinan tindak korupsi yang dilakukan pejabat.

Baca Juga: Sambut Generasi Produktif 2030, Sun Life Indonesia Usung Kampanye Kesehatan #LiveHealthierLives

Pun sama seperti yang terjadi di Meksiko, seorang walikota gagal untuk menepati janji yang pernah ia sebarkan pada masyarakat.

Geram, warga tak lantas tinggal diam. Mereka melakukan suatu hal untuk mempermalukan walikota itu.

Melansir Fox News, Jumat (2/8/2019), penduduk sebuah kota di Meksiko merasa muak dengan walikota mereka yang gagal menepati janji kampanye.

Akhirnya sebagai bentuk ekspresi kekecewaan, mereka memaksanya mengenakan gaun wanita dan mengaraknya keliling kota, berhari-hari.

Baca Juga: Gubernur Bali Stop Kampanye KB di Pulau Dewata: Kabar Baik Bagi Ibu, Sebab Banyak Anak Bikin Wanita Semakin Awet Muda

Awal pekan ini, Walikota Javier Jimenez, dari provinsi Huixtán, berjalan dengan rok panjang hitam dan blus putih berenda dengan ruffles dan sulaman bunga, di depan penduduk San Andrés Puerto Rico yang marah.

Sementara Luis Ton, pejabat lainnya juga dianggap kurang kompeten, mengenakan gaun pink cerah dengan pola polkadot putih.

Salah satu keluhan utama adalah bahwa Jimenez belum memenuhi janjinya untuk mengalokasikan 3 juta peso (sekitar Rp 2 miliar) untuk perbaikan sistem air kota, lapor surat kabar El Diario de Mexico.

Sementara para pejabat berjalan mengenakan pakaian wanita, penduduk memegang poster tulisan tangan yang menggambarkan apa yang mereka lihat sebagai kegagalan politisi.

Dalam sebuah wawancara dengan seorang reporter yang direkam dalam video, walikota, yang tampak tidak nyaman, mengatakan bahwa ia telah berusaha memenuhi janjinya.

Baca Juga: Kampanyekan Bahaya Perubahan Iklim, Orang-orang dari Berbagai Negara Bersepeda Keliling Kota Tanpa Busana

Dia mengatakan tidak ada lagi uang dalam dana karena telah diberikan ke berbagai kota.

Ketika dia berbicara, beberapa warga memegang poster yang mengecam kegagalan pemerintah, dan yang lain dapat terdengar berteriak kepadanya untuk tidak terus berbohong.

Jimenez dan Ton juga dipaksa untuk mengumpulkan dana dari para pengendara yang lewat untuk mendapatkan uang guna memperbaiki sistem air.

Kedua politisi telah "ditahan" oleh warga selama setidaknya empat hari, menurut Cultura Colectiva.

 

Warga menuntut penyelidikan apakah Jimenez mencuri 3 juta peso yang katanya telah pergi ke berbagai komunitas.

Dalam wawancara dengan reporter lokal, Jimenez mengatakan dia tidak bersalah, tetapi dia tidak akan menolak penyelidikan.

Baca Juga: Getol Kampanye Soal Anti-vaksin, Politisi Ini Justru Terkena Cacar Air

Ternyata aksi 'mendandani' paksa pejabat yang mengecewakan masyarakat ini adalah cara tradisional di beberapa kota di negara bagian Chiapas.

Pada Mei, penduduk beberapa komunitas dari kotamadya Siltepec di Chiapas menyeret walikota, Pedro Damian Gonzalez Arriaga, keluar dari kantornya dan mengikatnya ke sebuah pos di alun-alun utama, menurut Mexico News Daily.

Warga mengatakan kepada wartawan bahwa mereka memiliki janji kampanye yang tidak terpenuhi untuk meningkatkan infrastruktur publik.

Mereka berkata bahwa mereka tergoda untuk mencukur kepalanya layaknya domba dan memamerkannya di jalan jika dia tidak melakukan pekerjaannya.

Sementara banyak yang menyetujui langkah itu, yang lain mengatakan warga harus memilih cara yang lebih dewasa untuk mengekspresikan ketidaksenangan mereka dengan para pejabat.