Penulis
Intisari-Online.Com -Belakangan ini masyarakat khususnya warga Jakarta menyoroti soal pembongkaran instalasi seni bambu Getih Getah.
Bambu Getih Getah sendiri merupakan 'pemanis' Ibukota yang dibuat dalam rangka menghias Jakarta untuk menyambut perhelatan Asian Games 2018.
Karya seni dariJoko Avianto tersebut dipasang di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Kamis (16/8/2018).
Sementara seni bambu Getih Getah dibongkar padaRabu (17/7/2019) malam, beberapa warga menyoroti dari segi anggaran.
Anggaran setengah miliar dianggap 'sayang' hanya bisa bertahan 11 bulan.
"Kalau menurut saya dibongkar karena sudah rapuh. Kalau masalah anggaran, ya menyorot juga dari segi anggaran, sudah dibuat mahal-mahal," ucap Aidil (38), salah satu warga saat ditemui di Bundaran HI, Kamis (18/7/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.
Seperti halnya barang-barang Asian Games lainnya, Anies Baswedan mengatakan sudah sewajarnya bambu Getih Getah dibongkar.
Anies juga menyatakan bahwa perkirakan usia seni tersebut enam bulan, sementara ternyata bambu Getih Getah bisa bertahan sampai 11 bulan.
"Semua yang kita pasang kemarin dalam rangka menyambut Asian Games sudah dicopot beberapa bulan sesudah Asian Games. Bertahan sampai bulan Juli adalah bonus. Yang lain-lain sudah dicopot semua," kata Anies di Balairung, Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019), seperti dikutip dari Kompas.com.
"Kita menggunakan material lokal bambu. Pada waktu itu malah saya katakan diperkirakan usianya enam bulan. Proyeksinya waktu itu enam bulan dan alhamdulillah dengan sekarang bisa sampai 11 bulan," jelas Anies.
Mengenai kritik yang disampaikan warga mengenai anggaran yang terlihat sia-sia, Anies mengatakan bahwa instalasi bambu itu memberi materi bagi petani bambu.
"Dan anggaran itu kemana perginya, perginya ke petani bambu. Uang itu diterima oleh rakyat kecil. Kalau saya memilih besi, maka itu impor dari Tiongkok, mungkin besinya. Tapi kalau ini, justru Rp 550 juta itu diterima siapa? Petani bambu, pengrajin bambu," ungkapnya.