Penulis
Intisari-Online.com – Ponsel sudah menjadi ‘pegangan’ sehari-hari banyak orang, bahkan pada anak-anak.
Bijakkah bila orangtua membiarkan anak-anak mereka seharian menggunakan ponselnya?
Sinar biru kembali menjadi topik utama setelah munculnya penemuan baru tentang gelombang pendek.
Sebelumnya, para ilmuwan khawatir tentang adanya efek sinar biru dari gawai pada kualitas tidur.
Hasil penelitian sekarang menunjukkan kemungkinan ada lebih banyak risiko dari yang diperkirakan sebelumnya, terutama pada anak-anak.
Mengenal sinar biru
Sinar datang dalam warna-warna pelangi, dari merah ke ungu. Pada spektrum itu, setiap warna memiliki energi dan panjang gelombang berbeda.
Di satu sisi, ada sinar merah dengan panjang gelombang lebih panjang dan tingkat energy lebih rendah.
Baca Juga: Keseringan Begadang Sambil Main Ponsel, Bocah 13 Tahun Mengalami Masalah Mental
Di sisi lain, ada sinar biru dengan panjang gelombang lebih pendek dan lebih banyak energi.
Meski tak ada satu sinar yang baik atau buruk, ada pro dan kontra terhadap sebagian besar warna sinar pada spektrum, termasuk sinar biru – yang berlebihan, atau paparan sinar yang salah di waktu yang salah, dapat memiliki efek jangka panjang pada kesehatan.
Paparan sinar biru pada manusia memang bisa berasal dari berbagai sumber. Terlalu sering menggunakan perangkat yang memancarkan sinar biru, seperti ponsel dan tablet, bisa mendapatkan paparan lebih banyak dari sebelumnya.
Robert Weinstock dari Dewan Penasihat Kesehatan Eyesafe Vision mengatakan, bahwa mata anak-anak sangat rentan, karena kurangnya penyaringan alami.
Baca Juga: Tak Pernah Anda Ketahui, Ternyata Beginilah Nasib Akhir Ponsel-ponsel Bekas yang Sudah Tak Terpakai
Lensa pada mata anak-anak masih transparan dan jernih, tidak seperti mata orang dewasa yang semakin tebal, karena katarak berkembang secara alami seiring waktu.
Selain itu, anak-anak dan remaja lebih berisiko terkena paparan sinar biru, karena biasanya mereka menggunakan gawai dalam jarak yang terlalu dekat dengan mata.
Efek paparan sinar biru yang berlebihan tak muncul dengan segera. Sama seperti seberapa banyak paparan sinar UV matahari hingga bisa membuat kulit terbakar, efek sinar biru akan muncul dalam bentuk yang tak terlalu nyata.
Anda mungkin melihat anak Anda kesulitan untuk tidur atau tidur dalam waktu lebih lama, karena sinar biru memengaruhi ritme sirkadian alami.
“Sebelum tidur, kita perlu menurunkan paparan cahaya untuk merangsang melatonin di otak. Ini penting untuk neurotransmiter di otak,” jelas Weinstock.
“Ketika seorang anak terpapar ponsel dan tablet dalam waktu lama, terutama di malam hari, itu akan mengekspos sinar biru ke wajah mereka secara tidak wajar. Sehingga, akan menekan produksi melatonin dan membuat anak tak bisa tidur nyenyak,” lanjutnya.
Pada anak-anak, kualitas tidur yang buruk bisa mengganggu konsentrasi, gangguan emosional, mudah marah, dan kesulitan di sekolah.
“Mengganggu siklus bangun dan tidur dari ritme sirkadian adalah masalah yang signifikan pada anak-anak yang terpapar sinar biru dari gawai. Belum lagi, terlalu banyak terpapar sinar biru bisa menyebabkan masalah pada retina,” papar Weinstock.
Membatasi paparan sinar biru
Saat ini banyak ponsel dan tablet yang telah memiliki filter sinar biru, sehingga bisa meminimalkan efek buruk dari sinar biru.
Selain itu, langkah yang tak kalah pentingnya adalah membatasi waktu penggunaan gawai, terutama pada waktu menjelang tidur. (Bestari Kumala Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sinar Biru Berbahaya, Orangtua Harus Batasi Penggunaan Ponsel pada Anak"