Find Us On Social Media :

Wellywood, Hollywood Ala Selandia Baru dengan Karya Mendunia dan Tim yang Belajar Dunia Perfilman Otodidak

By Trisna Wulandari, Rabu, 17 Juli 2019 | 06:30 WIB

Rumah Frodo Baggins

Karya yang detail

Menurut Matt yang membedakan Weta Workshop dengan lokakarya-lokakarya lain adalah karya mereka begitu detail.

Sang pendiri, Richard Taylor, memang bertekad untuk membuat setiap properti “a hero quality”.

Dalam industri film, ada istilah hero weapon atau senjata berkualitas tinggi untuk pengambilan gambar jarak dekat.

Senjata itu juga dibuat begitu baik, sekalipun hanya akan disorot kamera dari jarak seratus kaki (sekitar 30 m).

Menghindari plagiat

Dalam situasi itu, plagiarisme juga menjadi isu penting.

Matt bercerita, beberapa sutradara pernah meminta Weta Workshop untuk membuatkan robot-robot yang sepenuhnya mirip dengan Elysium (2013).

“Tapi kami tidak bisa meniru,” jelas Matt.

“Kami hanya menggunakannya sebagai inspirasi, tapi kami tidak pernah bisa melakukannya sama persis karena itu plagiarisme.”

Memang sih, tetap ada plagiarisme dalam dunia film, walaupun tidak terlalu mencolok.

Contoh, Matt sempat memergoki sebuah film dengan latar di luar angkasa dengan adanya makhluk-makhluk di akhir film.

Namun kalau diperhatikan benar, rias wajah para makhluk itu benar-benar mirip dengan orc, makhluk di The Lord of The Rings.

Mungkin karena perkara plagirisme itu pula, tur lokakarya bagi pengunjung umum kantor Weta Workshop tidak memperkenankan kita mengambil foto. (Randy Mulyanto)

Artikel ini telah tayang di rubrik Langlang Majalah Intisari dengan judul “Dunia Kreatif di Negeri Para Hobbit

Baca Juga: Ed Sheeran Dituntut 260 Milyar Lebih karena Dituduh Melakukan Plagiat saat Membuat Lagu Photograph