Find Us On Social Media :

Jangan Salah Menerapkan Pemanasan Statis dan Pemanasan Dinamis

By Agus Surono, Jumat, 5 Juli 2019 | 20:15 WIB

Ilustrasi pemanasan.

Intisari-Online.com - Olahraga tanpa pemanasan itu ibarat sayur tanpa garam,” begitu omongan teman suatu ketika saat saya tidak serius melakukan pemanasan sebelum berlari. Teman saya pun lalu sesorah (“pidato”) pentingnya pemanasan bagi tubuh sebelum menjalani aktivitas.

Beberapa kali saya memang merasakan sendiri akibat kurangnya pemanasan. Biasanya perut terasa mau kram. Yang gawat kaki kram saat bersepeda, sementara sepatu menggunakan cleat atau pengunci pedal. Untuk membuka kunci harus menggeser telapak kaki ke arah luar. Beruntung yang kram kaki kanan sehingga bisa berhenti dengan menggunakan kaki kiri sebagai sandaran.

Mereka yang lahir di tahun 70-an tentu masih ingat dengan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ). Atau pendahulunya Senam Pagi Indonesia, dari seri A sampai seri D. Nah,  di setiap senam itu selalu diawali dengan pemanasan. Tentu juga dengan pendinginan. Hal terakhir ini sering dilupakan. Usai berolahraga langsung istirahat saja.

Seiring dengan perkembangan ilmu di dunia olahraga, ternyata pemanasan pun mengalami perkembangan. Akhir-akhir ini mulai ramai dibicarakan soal pemanasan dinamis.

 Baca Juga: Ingat, Selain Melakukan Pemanasan Ini Hal yang Perlu Dilakukan Sebelum Olahraga

Otot tidak terlalu kaget

Di Barat pemanasan dinamis mulai populer sebagai metode pemanasan yang efektif bagi atlet sebelum kegiatan atau lomba sekitar tahun 2003-an. Sekarang pemanasan dinamis ini menjadi rutinitas standar bagi atlet baik yang amatir maupun professional.

Sesuai namanya, pemanasan dinamis ini menggunakan peregangan yang “dinamis” yang berarti kita bergerak sembari melakukan peregangan. Selama beberapa dekade, pemanasan statis yang memerlukan peregangan selama 10 detik atau lebih saat tidak bergerak menjadi pemanasan yang paling populer bagi atlet.

“Pada pemanasan dinamis, otot tidak terlalu kaget. Berbeda pada (pemanasan) statik yang ototnya diregang maksimum padahal badan belum terlalu panas,” kata Rahmat Rukmantara, pelatih lari dan master olahraga dari UNJ Jakarta.

Menurut Marc Perry, seorang pelatih kebugaran, dalam situs Greatist, ada empat alasan mengapa peregangan dinamis sangat ideal sebagai inti dari rutinitas pemanasan. Pertama, mengaktifkan otot yang akan kita gunakan selama latihan.

Sebagai contoh, lunge dengan twist adalah latihan peregangan dinamis yang melibatkan pinggul, kaki, dan otot inti. Tak masalah apakah kita melakukan lunge dengan beban di pusat kebugaran, atau lunge untuk bola sepak, otot-otot yang kan kita gunakan nantinya sudah bergerak selama pemanasan.