Find Us On Social Media :

'Lingkaran Setan' Penyebab Jatuhnya Harga Daging Ayam, Salah Satunya Rantai Broker ke Pengecer yang Rumit

By Ade S, Selasa, 2 Juli 2019 | 15:50 WIB

Harga daging ayam naik

"Di bulan Juni tahun ini saja persentase kerugiannya bisa diatas 50% dibandingkan Juni tahun lalu," beber Parjuni.

Tak heran, sejak Maret kemarin beberapa usaha peternakan mandiri ada yang memilih istirahat atau benar-benar tutup.

Pada puncaknya tanggal 5 Maret kemarin, peternak lokal Jateng melakukan demonstrasi hingga akhirnya membagikan ayam secara cuma-cuma ke tengah masyarakat.

Hal itu menjadi bentuk protes, sekaligus membuka mata khalayak umum betapa murahnya harga ayam tersebut, dimana harga di tangan konsumen tak banyak berubah justru malah sampai naik hingga Rp 30.000 per kilogram nya.

Baca Juga: Jangan Lagi Cuci Daging Ayam Mentah Sebelum Masak, Bahayanya Sangat Fatal!

Parjuni mengakui bahwa rantai distribusi ayam cukup kompleks dan indirect ke tangan konsumen.

Peternak yang memiliki populasi ayam besar mengandalkan pedagang alias broker yang membeli langsung ke mereka.

Rantai broker ke pengecer pun melalui beberapa tangan, kata Parjuni, dengan harga beli Rp 9.000 per kilogram dan harusnya sudah untung jika menjual ke pengecer Rp 17.000 per kilogram nya, namun banyak pedagang yang tampaknya ingin ambil profit tinggi.

"Cuma konsumen terbiasa dengan harga ayam di level Rp 30 ribu, tak ada komplain, konsumen tidak protes dan menganggap hal itu biasa. Ini jadi masalah, karena ketidaktahuan harga di peternak seperti apa," jelas Parjuni.

Baca Juga: Mulai Saat Ini Sebaiknya Anda Tidak Memilih Daging Ayam yang Memiliki Garis-garis Putih, Ini Alasannya