Find Us On Social Media :

Song Joong Ki Gugat Cerai Song Hye Kyo: Kenali Gangguan Neurosis yang Bikin Perkawinan Tak Harmonis

By Tatik Ariyani, Jumat, 28 Juni 2019 | 10:30 WIB

Song Joong Ki dan Song Hye Kyo

Intisari-Online.com - Song Song Couple dikabarkan akan bercerai, bintang Korea Selatan Song Joong Ki telah mengajukan permohonan cerai ke pengadilan keluarga Seoul pada Rabu (26/6/2019) kemarin.

Seperti yang diketahui, Song Joong Ki dan Song Hye Kyo resmi menikah pada 31 Oktober 2017.

Kini keduanya bercerai setelah hampir dua tahun menjalani kehidupan rumah tangga.

Kabar perceraian ini cukup menghebohkan, tak kalah menghebohkan dengan kabar pernikahannya dahulu.

Baca Juga: Sebelum Perceraian Dikenal Dunia, di Negara Ini Suami Ternyata Menjual Istrinya Ke Pasar, Beginilah Transaksinya

Sebelumnya, pasangan ini memang digadang-gadang sebagai pasangan ideal dan banyak fans yang menginginkan mereka untuk bersama.

Namun gugatan perceraian telah disetujui dengan Song Hye Kyo yang juga angkat bicara perihal penyebab perceraian mereka.

"Halo, ini adalah agensi Song Hye Kyo, UAA. Pertama, kami mohon maaf atas berita buruk yang ada. Aktris kami, Song Hye Kyo, memutuskan bercerai setelah bersama suaminya melalui pertimbangan yang matang," ucap agensi tersebut melalui sebuah pernyataan tertulis, Kamis (27/6/2019) sebagaimana dilansir Koreaboo.

Pasangan yang salah satunya menderita neurosis atau ketidakdewasaan mental cenderung membuat biduk keluarga gampang oleng.

Baca Juga: Song Joong Ki Gugat Cerai Song Hye Kyo: Ini 5 Faktor Umum Perceraian, Tidak Melulu Orang Ketiga

Nah, agar tak memperoleh kesulitan saat sudah mengikat janji, ada baiknya mengenal ciri-ciri orang yang cenderung neurosis.

Menurut penelitian, ada empat ciri istri yang cenderung neurosis:

1. ISTRI "ANTIPRIA"

Wanita tipe ini di bawah sadarnya mendapatkan kepuasan dengan memprotes apa saja yang dikatakan atau dilakukan suami.

Kehidupan perkawinannya penuh dengan persaingan untuk mendapatkan supremasi.

Sifat selalu agresif merupakan kesalahan besar dari istri tipe ini. Namun, kalau diberi tahu bahwa ia suka mendominasi pria, ia tidak akan mengakuinya.

Padahal dalam hidupnya - entah berkarier atau ibu rumah tangga biasa - peran suami selalu menjadi nomor dua baginya.

Baca Juga: Saat Amerika Kirim 22.395 Ton Peralatan Perang ke Israel, Uni Soviet Tak Mau Kalah Bantu Arab

Para suami dari istri tipe begini mungkin akan mengatakan, "Istri saya tidak menghiraukan apakah sudah berumah tangga atau sudah mempunyai anak. Alasannya, semua itu akan mengganggu kariernya."

Tipe istri "antipria" rata-rata suka melakukan perjalanan, senang bertemu dengan muka-muka baru, dan tidak ingin diingatkan soal hidup perkawinannya.

Soal kehidupan seksual, ia sekadar memenuhi kewajiban, memandangnya lebih sebagai tugas daripada keinginan. Frigiditas sering terjadi pada mereka. Secara psikologis dan emosional, wanita tipe ini bisa dikatakan masih "perawan".

2. ISTRI YANG TIDAK STABIL

Istri tipe demikian banyak mengeluh soal kondisi kesehatannya. Suka berkunjung dari satu dokter ke dokter lain mencari kesembuhan.

Rupanya, konflik batinnya tercetus dalam bentuk keluhan fisik. Namun, ia sulit diyakinkan bahwa sebenarnya ia sehat-sehat saja.

Mereka terus dihantui rasa takut berlebihan, diserang rasa gugup, panik, sering sakit kepala, dan merasa lemah fisiknya, terkadang dibarengi rasa mual. Kalau tertawa bisa keras, tapi juga mudah menangis dan sewaktu-waktu bisa pingsan.

Baca Juga: Menjaga Kebersihan Lidah Penting, Tapi Bukan dengan Disikat, Bisa-bisa Malah Hal Ini yang Terjadi

3. ISTRI YANG SELALU INGIN MENARIK PERHATIAN

Wanita tipe ini lebih jatuh cinta pada diri sendiri. Kalau cantik, ia banyak menghabiskan waktu di depan cermin. Ia pecandu salon kecantikan dan perhatiannya pada rambut, kuku, wajah, bentuk tubuh, dan pakaian berlebihan.

Kalaupun berwajah tidak cantik, sebagai kompensasi ia suka menghabiskan waktu hanya untuk urusan penampilan. Mereka juga tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. Kebanyakan karena sejak kecil selalu dipuji bahwa ia cantik, ia menjadi sombong dan merasa dirinya lebih dari orang lain.

4. ISTRI YANG ANAK MAMA

Istri tipe ini akan pulang ke ibunya setiap menghadapi masalah dengan suami. Secara emosional ia tidak pernah bisa terlepas dari keluarganya. Hubungan emosional dengan keluarga terlalu kuat sehingga apa pun selalu dikonsultasikan dengan orangtuanya.

Akhirnya, si suami akan selalu dibikin "pusing" karena campur tangan mertua. Tipe istri begini umumnya kurang cakap dalam mengelola rumah tangga dan menjadi biang ketidakberesan rumah tangga.

Karena selalu dimanja oleh orang tua, ia juga ingin selalu dimanja suami. Padahal, perilaku demikian tidak disukai para suami. Ia tetap ingin seperti anak kecil, enggan menjadi dewasa. Sebab, menjadi dewasa dan matang dibutuhkan usaha yang dirasakan terlalu berat baginya.

Bagaimana dengan ciri-ciri para suami? Sebenarnya ada empat tipe utama suami, namun keempat tipe itu bisa dikelompokkan menjadi dua kategori seperti berikut:

1. KELOMPOK SUAMI MASKULIN AGRESIF

Kelompok ini ada yang bersifat positif, ada yang negatif. Kepribadian yang positif seimbang dan mampu bergaul dengan siapa saja. Ia mengatakan hal yang benar pada saat yang tepat. Tidak memperbudak istri dan istri pun tidak merasa didominasi olehnya. Ia dinamis, progresif, dan penuh percaya diri.

Segala yang direncanakan tidak untuk kepentingan pribadi. Temperamennya stabil dan lebih suka berdiskusi daripada berdebat. 

Ia tidak lupa untuk memberikan pujian pada masakan sang istri walaupun mungkin ia sendiri pintar memasak. Ia juga suka memuji sang istri di hadapan orang lain, ingat hari ulang tahunnya, serta perayaan-perayaan lain. Ia pandai menciptakan suasana enak dalam rumah dan tidak keberatan pada pendapat istri bahwa ia merupakan inspirasi di belakang kesuksesan suami.

Baca Juga: Inilah Makanan yang Harus dikonsumsi Selama Pengobatan Kanker, Salah Satunya Ikan Laut

Dalam kehidupan seksualnya pun ia mencapai kepuasan. Mempunyai rasa humor dan dapat menghargai pandangan wanita dalam segala hal. Suami yang baik sebenarnya tak perlu harus memiliki semua persyaratan ini. Kalaupun hanya memiliki 50%-nya, hidup perkawinan sudah lumayan bagus asalkan istri pun wanita yang baik dan penuh kasih.

Sedangkan kelompok pria agresif yang bersifat negatif lebih mementingkan diri sendiri dan penuntut. Istri diharapkan dapat mengikuti semua kehendaknya. Ia menikah hanya untuk mendapatkan kesenangan guna memenuhi keinginan serta kepuasan seksual.

Suka memperbudak istri, mudah melontarkan kemarahan, dan berpendapat bahwa kegiatan wanita hanya sekitar dapur dan kamar tidur. Dalam kenyataan, tidak banyak pria yang bertabiat buruk seperti itu. Namun, bila sifat buruknya cukup tinggi, kepribadiannya perlu diteliti dengan saksama dan ditemukan penyebabnya, sebelum beralih ke neurosis yang lebih berat.

2. KELOMPOK PRIA PASIF AGAK FEMININ

Tipe yang positif mungkin bisa disebut pula tipe filsuf. Suami bertipe demikian juga bisa dibilang "ideal". Pasalnya, filosofinya mudah dimengerti. Menurut tipe ini, pria tidak perlu adu argumentasi dengan wanita. Memberikan pujian lebih baik daripada mengkritik.

Umumnya mereka mudah bergaul dengan istri tipe apa pun, entah penurut entah agresif. Ia jarang mengeluh dan hidup perkawinannya penuh romantika. Ia pun memperlakukan istrinya sebagai kekasih sekaligus sahabat.

Namun hidup perkawinannya bisa sukses, bisa tidak. Soalnya, tidak semua wanita menghargai tipe pria lembut dan kurang menantang ini. Kalau sifat baiknya ini tidak diimbangi dengan sifat tegas, bisa jadi sang istri kurang menghargai sifat yang dianggapnya kurang "jantan" ini.

Baca Juga: Tak Semua Harus Dicuci Sebelum Dimasak, Seperti 6 Bahan Makanan Ini yang Malah 'Lebih Baik' Tak Dicuci Dulu

Wanita pintar akan lebih tertarik pada pria yang lebih "jantan" dan lebih aktif dalam kehidupan seksualnya. Bisa saja suatu saat istri meninggalkannya karena merasa bosan.  Sifat ini juga akan menjadi negatif kalau ditambah sifat manja. Mungkin suami macam ini masih ingin berlindung "di bawah ketiak" ibunya.

Ia juga pemalu, takut dikritik, serta mudah tersinggung atau sakit hati. Setiap terbaring sakit, ia minta begitu banyak perhatian. Dalam hal hubungan seksual, ia suka kikuk, pasif, kurang cakap, atau malah menderita gangguan seksual. (Agus Surono)