Find Us On Social Media :

Alasan Pekerja Tekno di Markas Startup Dunia Hindari Gadget untuk Anak

By Trisna Wulandari, Sabtu, 22 Juni 2019 | 22:00 WIB

Anak bermain gadget

Intisari-Online.com - Jika sebagian orang cenderung memberi keleluasaan kepada anak untuk memegang gadget, rupanya tidak begitu dengan para pekerja hingga eksekutif kelas atas di Silicon Valley.

Para pekerja di kawasan teknologi informasi dunia itu malah membatasi anak-anak mereka terhadap pemakaian teknologi karena melihat potensi dampak negatif yang mengintai.

Rasanya hampir sulit dipercaya, para pekerja di Silicon Valley yang sehari-hari bergelut dengan teknologi justru melah membatasi anak-anak mereka untuk akrab dengan teknologi.

Akan tetapi memang begitulah keadaan sesungguhnya.

Baca Juga: Fenomena Anak Kecanduan Gadget: Rabun Jauh yang Tak Bisa Disembuhkan Hingga Ngamuk Jika Tak Ada Internet

Alih-alih memanjakan anak dengan ponsel pintar rilisan terbaru kantornya atau tablet teranyar besutan perusahaan tetangga,mereka malah amat membatasi waktu penggunaan ponsel, televisi, hingga komputer di rumah.

Padahal, Silicon Valley dikenal sebagai kiblat teknologi dunia.

Nama julukan untuk area selatan kota San Fransisco Bay Area, California, Amerika Serikat ini ibarat sarang penetas bagi produk-produk teknologi terkini.

Google, Facebook, Twitter, Netflix, Apple, Intel, Adobe, hingga Hewlett-Packard (HP) adalah merek-merek ternama yang besar di sana.

Sensus 2013 di AS mencatat, setiap 1.000 pekerja swasta di Silicon Valley, terdapat 286 pekerja teknologi informasi.

Kualifikasi mereka juga bukan main-main. Rata-rata gaji mereka merupakan yang tertinggi yaitu AS$144,8 ribu per tahun, jauh dibandingkan dengan area metropolitan AS lainnya yang hanya AS$50 ribu per tahun.

Akan tetapi, para pekerja plus orangtua Silicon Valley yang hidup makmur dari membuat produk teknologi ini rupanya justru siaga dengan dampak negatif ponsel pintar, tablet, dan komputer.

Mereka yang membuat mengembangkan, tapi justru tidak mau terkena dampaknya.

Kecenderungan para pekerja ini terbaca dari survei oleh Silicon Valley Community Foundation pada 2017 lalu.

Dari 907 keluarga yang disurvei, ditemukan kekhawatiran orangtua yang mengkhawatirkan dampak teknologi pada perkembangan psikologi dan sosial anak.

Salah satu dari orangtua itu, Kim Taewoo.

Baca Juga: Komunikasi Canggih 'Mission: Impossible Fallout' Bak Telepati, Inilah 5 Gadget Terbaik Seri Film Itu!