Find Us On Social Media :

Kasus Pembunuhan Keddie Cabin yang Belum Terungkap Selama 38 Tahun

By intisari-online, Jumat, 21 Juni 2019 | 14:00 WIB

Keterangan palsu

Kecurigaan kemudian mengarah kepada tetangga Sue, Martin Smartt—ayah dari Justin—dan Severin John Boubede atau Bo.

Mike Gamberg, penyidik sekaligus wakil pemimpin dalam penyelidikan mengatakan, baik Martin maupun Bo memiliki catatan kriminal.

Bo bahkan tercatat punya hubungan dengan kejahatan terorganisir di Chicago.

Martin tinggal di ujung jalan di pondok nomor 26 bersama istrinya, Marilyn, dan kedua putranya. Salah satunya Justin.

Bo adalah teman Martin yang tinggal di rumahnya.

Marilyn diketahui berteman akrab dengan Sue dan sering pergi bersama.

Pada malam sebelum kejadian itu, Bo, Marty, dan Marilyn sempat mampir ke pondok Sue untuk mengajaknya ke bar, namun Sue menolak ajakan itu.

Gamberg menuturkan, ketiganya muncul di sebuah bar di Keddie pada tengah malam mengenakan jas dan kacamata.

Martin marah-marah karena musik yang diputar tidak enak, lalu dia mengadu kepada manajer bar.

Akhirnya mereka memutuskan pulang dengan keadaan Martin yang masih kesal.

Akan tetapi, setiba di pondok, menurut Marlyn, suaminya kembali menelepon pihak bar untuk mengeluh tentang musik itu.

Selang beberapa lama, Martin pergi lagi ke bar bersama Bo. Sedangkan, Marilyn memilih menonton televisi.

Marilyn menuturkan, sehari setelah pembunuhan, ia meninggalkan Martin, tapi ia yakin mereka tak ada hubungan dengan pembunuhan itu.

Baca Juga: Kisah Mazlan Idris, Politikus yang Tewas Karena Ingin Tongkat Soekarno

Tetapi juga mengatakan, suaminya temperamen dan sering melakukan kekerasan kepadanya, baik fisik maupun mental.

Sementara, Martin dan Bo memberikan keterangan palsu, berbeda, serta berubah-ubah.

Bo setidaknya telah berbohong tujuh kali.

Pertama, di awal wawancara, ia menyatakan, mengetahui pondok Sue, tapi di pertengahan wawancara, ia berkata tak tahu.

Kedua, ia mengatakan, Marilyn adalah keponakannya, padahal keduanya sama sekali tak memiliki hubungan kekerabatan apa pun.

Ketiga, ia mengaku, telah tinggal selama sebulan di Keddie, padahal baru 12 hari.

Keempat, menurutnya, Marilyn sudah bangun saat ia dan Martin kembali dari bar kedua kalinya, padahal Marilyn masih tertidur.

Kelima, Bo menyatakan, belum pernah bertemu Sue sebelumnya.

Padahal, ketiganya sempat singgah ke pondok Sue sebelum ke bar.

Keenam, kata Bo, mereka tiba di bar antara pukul 21.30 dan 22.00, tapi berubah pukul 24.00 agar sesuai dengan alibi.

Terakhir, Bo mengaku, sebagai pensiunan polisi seharusnya ia diperlakukan hormat, padahal ia bukan pensiunan polisi.

Lain lagi dengan Martin. Kepada penyidik, ia mengaku telah kehilangan palu dengan gagang karet berwarna biru.

“Itu hampir mengarah pada sebuah pengakuan,” kata Gamberg.

Sebelumnya, seorang pria setempat menemukan sebuah palu di kolam dekat pondok setelah menggunakan detektor logam di daerah itu.

Ternyata palu cakar baja biru itu persis sama dengan yang dideskripsikan Martin kepada polisi.

Kini, palu itu sedang diselidiki guna menemukan jejak DNA yang membantu menyelesaikan kejahatan tersebut.

Meski banyak kejanggalan dan alat bukti yang mengarah kepada keduanya, penyidik tak memeriksa lebih lanjut, bahkan tak menetapkan keduanya sebagai tersangka.

Penyidik malah membiarkan Martin pindah ke luar kota, Klamath, California, serta Bo kembali ke rumah sakit.

Thomas beralasan, dengan tidak ditemukan apa pun pada minggu-minggu pertama yang mengarah pada pembunuhan, keduanya tidak bisa dituntut.

Kasus ini pun berjalan tanpa kejelasan siapa pelaku pembunuhan itu.

Hingga akhirnya, Bo meninggal di Illinois pada 1988, menyusul Martin pada 2006 di Oregon.

Sementara itu, Marilyn telah bercerai dengan Martin, lalu menikah lagi.

“Sangat mudah mengatakan seseorang bersalah saat mereka meninggal. Mereka tidak bisa membela diri,” ujar Thomas. Tetapi ia masih merasa keduanya tidak terlibat.

Baca Juga: Kisah Patricia Hearst alias Tania yang Dicuci Otak Jadi Perampok