Find Us On Social Media :

Robby Sugara Meninggal Dunia Diduga Serangan Jantung: Begini Cara Bedakan Masuk Angin dan Serangan Jantung Agar Nyawa Tak Melayang

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 13 Juni 2019 | 13:00 WIB

Robby Sugara meninggal dunia karena penyakit jantung.

Intisari-Online.com - Kabar duka kembali datang dari dunia perfilman Indonesia.

Aktor Robby Sugara dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (13/6/2019).

Semasa hidupnya, Robby Sugara diketahui sukses membintangi iklan, berbagai judul film dan sinteron semasa hidupnya.

Penyebab kematiannya sendiri belum diketahui dengan jelas, namun Roy Marten sebagai rekan sesama aktor mengatakan kemungkinannya terkena serangan jantung.

Baca Juga: Diberi Jus yang Dicampur Madu, Bayi Berusia 6 Bulan Ini Meninggal: Ini Alasan Anak di Bawah Satu Tahun Dilarang Diberi Madu!

Hal itu lantaran mendadak dengan gejala sesak napas yang tiba-tiba.

Perlu diketahui, bahwa dari sekian banyak tanda awal serangan jantung, ada satu gejala yang sering kali diabaikan karena mirip masuk angin.

Yang ada adalah keluhan asam lambung yang tinggi dan pengosongan lambung yang terhambat sehingga menimbulkan perut kembung, mual, dan pusing, sendawa dan buang angin.

Menurut dr. Siska Suridanda Danny, Sp.JP,FIHA, seorang dokter jantung RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta, sepintas gejala “masuk angin” memang mirip dengan gejala serangan jantung karena diantarkan oleh saraf yang sama yaitu saraf nervus vagus.

Baca Juga: Masih Ingat Diana Pungky si Pemeran Jinny dalam Sinetron Jinny Oh Jinny? Begini Penampilannya Sekarang

Kemudian rangsangan tersebut diterima oleh otak sehingga menimbulkan rasa nyeri. Akan tetapi gejala serangan jantung lebih spesifik, seperti rasa nyeri yang luar biasa di dada.

Seolah-olah ada beban berat diletakkan di atas dada dan jantung berebar-debar. Namun rasa nyeri di dada ini tidak bisa dilokalisasi.

Pasien tidak bisa memastikan bagian dada sebelah mana yang merasakan nyeri hebat tersebut.

Gejala serangan jantung tersebut sering disertai dengan rasa mual, kembung, nyeri di ulu hati, keringat dingin, sendawa, pusing dan bahkan pingsan.

Nah, banyak orang beranggapan bahwa itu gejala masuk angin.

Memang tidak mudah membedakan serangan jantung dengan gejala masuk angin, kecuali dengan pemeriksaan medis.

Akan tetapi, bila mengalami gejala yang sering disebut gejala masuk angin tersebut segeralah periksakan diri ke dokter untuk memastikannya.

Ketika terjadi serangan jantung, penanganan pertama yang dilakukan adalah dengan pemberian obat golongan asam asetilsalisilat atau obat yang dapat menghambat pembekuan darah (antikoagulan).

Baca Juga: Sedang Melayat, Pria Ini Terkejut Mendapati Panggilan dari Nomor Jenazahnya, Padahal Ponselnya di Dalam Peti Mati

Serangan jantung terjadi karena penyumbatan pembuluh darah coroner yang memberi makan otot-otot jantung.

Ketika pembuluh darah coroner tersumbat, jantung tidak mendapatkan aliran darah yang cukup dan otot-otot jantung tidak mendapat makanan , sehingga menimbulkan rasa nyeri hebat di dada.

Jika tidak ditangani dengan obat, segera bawa si penderita ke rumah sakit. Penanganan serangan jantung tidak boleh lebih dari 12 jam setelah terjadi. Ini disebut sebagai golden period.

Jika lebih dari itu kerusakan pada otot-otot jantung tidak bisa diperbaiki kembali. Semakin cepat ditangani, kemungkinan pulih semakin lebih besar.

Untuk menghindari penyakit mematikan ini, lakukanlah pengontrolan terhadap lima faktor risiko penyebab penyakit jantung yakni; hipertensi, diabetes mellitus, ketidakseimbangan kolesterol, merokok, dan obesitas.

Minimal setahun sekali lakukan cek kesehatan, baik itu pengecekan hipertensi, kolesterol, atau gula darah. Jalani pola hidup yang sehat dengan mengkonsumsi makanan yang sehat seperti kaya serat.

Sebaiknya hindari makanan yang banyak mengandung yodium dan sodium. Yang terakhir dan tak kalah pentingnya adalah olahraga secara teratur.

Baca Juga: Didiagnosis Sembelit saat Mengeluh Pusing, Bocah 4 Tahun Ini Ternyata Alami Hal Mengerikan, Hingga Merenggut Nyawanya