“Tapi, tentu saja, saya lega. Itu berarti tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.
Palma berkisah, bahwa dia sudah lama melawan insomnia, dan ketika dia bisa tidur, dia bermimpi buruk.
Dia juga sering mengalami halusinasi, membayangkan hal-hal yang terjadi, padahal tidak ada apa-apa.
Pada Januari 2018, gejalanya makin memburuk. Palma mengatakan bahwa dia mulai kesulitan memegang barang-barang, seperti cangkir kopinya, yang tanpa sengaja sering jatuh.
Dia mulai kesulitan menulis pesan pendek ke orang-orang terdekatnya, jadilah dia memilih menelepon mereka.
Dia mulai mengalami kebingungan, mengunci dirinya di kamar, hanya keluar untuk bekerja tanpa seragamnya, dan menatap layar komputer, namun tidak memahami kata-katanya.
Baca Juga: Derita Sakit Kepala Berkepanjangan, Ternyata Ada Cacing Pita Sepanjang 11 Cm di Otak Remaja Ini
Pada suatu saat, katanya, dia menelepon orangtuanya dan meninggalkan pesan di mesin penjawab mereka, mengatakan bahwa dia ingin membeli tempat tidurnya yang bertahun-tahun lalu dia inginkan.
Akhirnya dia mengadakan janji dengan dokter dan menemui spesialis di Rumah Sakit Mount Sinai, yang kemudian mengidentifikasi lesi pada lobus frontal kirinya, dekat pusat bicara.
Rasouli, kepala bedah saraf, mengatakan bahwa bentuk lesi pada pemeriksaan MRI itu membuat dokter berkesimpulan, bahwa itu adalah kanker otak.