Penulis
Intisari-Online.com - Setinggi menara London Bridge, TPA Ghazipur New Delhi terus tumbuh dengan kecepatan yang mengejutkan.
Dalam satu tahun, itu bahkan mungkin bisa menyaingi Taj Mahal, salah satu monumen paling ikonik di India.
Dijuluki 'Gunung Everest' oleh penduduk setempat, tumpukan sampah yang luas itu sudah setinggi lebih dari 65 meter.
Ghazipur pertama kali dibuka pada tahun 1984.
Dilansir dari Science Alert, Senin (10/6/2019), pada tahun 2002, TPA telah mencapai kapasitas 20 meter dan seharusnya ditutup.
Saat ini, 21 juta orang yang tinggal di New Delhi terutama mengandalkan keburukan yang terus tumbuh ini dan dua tempat pembuangan sampah lainnya , yang semuanya mencapai volume maksimum setidaknya satu dekade lalu.
"Sekitar 2.000 ton sampah dibuang di Ghazipur setiap hari," kata seorang pejabat kota Delhi kepada AFP tanpa menyebut nama.
Itu berarti sekitar 10 meter pertumbuhan setiap tahun.
Tidak hanya hamparan besar sampah yang merusak pemandangan, itu juga berbahaya.
Pada banyak kesempatan, Perusahaan East Delhi Municipal (EDMC) telah mencoba dan gagal untuk menyelesaikan masalah ini.
TPA ini bahkan juga telah menelan korban.
Dua penduduk setempat tewas dalam tanah longsor setelah bagian gunung runtuh karena hujan lebat.
Baca Juga: Kisah Para Gajah Beriringan Membawa Jenazah Gajah yang Mati untuk Lakukan Upacara Pemakaman
Kematian mendorong penutupan TPA dan analisis rehabilitasi TPA dari Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA).
"Praktek pembuangan limbah tidak terkontrol dengan baik yang telah menyebabkan pembentukan lereng curam dan tidak stabil," tulis para penulis laporan.
"Kebakaran bawah permukaan, emisi asap dari permukaan limbah, limbah pemulung hewan, dan pendaur ulang limbah sektor informal semua diamati selama kunjungan lokasi November 2017."
Baca Juga: Akibat Mengamuk, Seekor Monyet Membunuh Manusia dan Melukai 9 Lainnya di India
Kesimpulannya sederhana: Pengisian limbah di bagian atas TPA harus segera dihentikan dan EDMC harus menutup lokasi Ghazipur dan memindahkan operasi ke TPA baru secepat mungkin.
Warga East New Delhi mengeluh tentang tumpukan bau jauh sebelum tanah longsor itu.
Beberapa mengatakan baunya beracun dan membuat bernapas adalah hal yang mustahil.
Seorang dokter setempat mengatakan dia memiliki pasien sekitar 70 orang setiap hari.
Kebanyakan mereka menderita penyakit pernapasan dan perut yang disebabkan oleh udara yang tercemar.
India adalah salah satu produsen sampah terbesar di dunia.
Negara ini juga menghadapi krisis limbah.